Kata orang hidup ini penuh harapan. Hidup ini berawal dari harapan. Seperti halnya harapan yang kita gantunglan kepada federasi sepakbola nasional, PSSI untuk memajukan kancah persepakbolaan Indonesia demi nama baik dan harga diri bangsa di mata dunia.
Banyak harapan menggantung yang sampai saat ini belum bisa terwujud Diantaranya prestasi. Janganlah kita muluk muluk ingin menjadi nomor satu di Asia. Nomor satu di Asia Tenggara saja rasanya sangat sulit. Di Asia Tenggara, Indonesia rempah saat ini hanya berputar putar saja di nomor 2,3, atau 4. Saling berebut dengan Singapura dan Vietnam. Sementara posisi puncak ada di tangan Thailand.
Bahkan dalam kejuaraan sepakbola Sea Games dan AFF yang notabene diikuti negara negara Asia Tenggara, Indonesia jarang sekali meraih trofi juara atau medali emas. Terakhir, Indonesia meraih medali emas pada tahun 1991 di kejuaraan sepakbola Sea Games yang diadakan di Filipina. Indonesia hanya meraih titel runner up terbanyak. Ini menunjukkan bahwa Indonesia terlalu bereuforia ketika masuk final hingga akhirnya harus puas di posisi kedua.
Untuk peringkat Asia, Indonesia hanya berputar putar di saran tengah diantara peringkat 20 sampai 25 dari kurang lebih 46 negara Asia. Target PSSI untuk dapat menembus 10 besar Asia sampai sekarang rasanya itu hanya angan angan kosong. Hanya memasang target tanpa ada gebrakan besar untuk mencapainya.
Di piala Asia, jangankan meraih trofi juara, untuk dapat lolos kualifikasinya saja sudah menjadi beban yang sangat berat. Ya, Indonesia pasti bertemu tim tim tangguh saat di kualifikasi. Inilah yang menjadi masalah tersendiri timnas kita.
Sedang pada world rank ( peringkat dunia ), Indonesia berada di peringkat antara 130 sampai 150 dari kurang lebih 192 negara anggota. Katanya sih PSSI ingin masuk 100 besar dunia. Tapi apa gunanya keinginan besar tanpa ada usaha besar besaran.
Di piala dunia, tercatat oleh sejarah Indonesia hanya satu kali mengikuti piala dunia. Yaitu pada tahun 1938. Pada saat itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Hindia Belanda takluk dari Hungaria 6 gol tanpa balas . Setelah itu, Indonesia tak pernah lagi terdengar namanya di piala dunia. Jangan sampai itu adalah piala dunia Indonesia yang pertama dan terakhir.
Sementara untuk menjadi tuan rumah piala dunia, para promotor Indonesia terus berjuang keras . Namun sayangnya perjuangan mereka kurang mendapat dukungan dari pihak pemerintah. Padahal, melalui tuan rumah, Indonesia bisa bermain di piala dunia tanpa harus bersusah payah di kualifikasi.
Semua itulah harapan harapan kita yang masih menggantung. Harapan besar demi kemajuan persepakbolaan Indonesia. Semoga suatu hari nanti semua harapan kita itu bisa terwujud ya. Amin. Salam LAMPEAST.