"Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika
disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang." (Qs. al-Baqarah
: 173)
Pada
ayat di atas, Allah menyebutkan empat jenis makanan yang diharamkan bagi kaum
muslimin untuk mengkomsumsinya. Dan setiap apa yang diharamkan oleh Allah pasti
di dalamnya terdapat madharat bagi kehidupan manusia ini. Hal ini menunjukkan
besarnya kasih sayang Allah kepada manusia. Dan ini tampak terlihat jelas,
ketika ditemukannya penyakit- penyakit berbahaya yang terkandung dalam
makanan-makanan haram, khususnya tiga jenis pertama makanan yang disebutkan di
atas. Marilah kita lihat satu persatu- satu kandungan dari ketiga jenis makanan
yang diharamkan oleh Allah tersebut.
Pertama : Bangkai
Pertama : Bangkai
Bangkai adalah binatang yang mati dengan
tidak melalui penyembelihan syar'I, seperti binatang yang mati karena tercekik,
jatuh dari tempat yang tinggi, terkena benturan keras dan lain-lainnya, yang
kesemuanya menyebabkan darah membeku di dalam tubuh dan menggumpal dalam
urat-uratnya, sehingga dagingnya tercemar oleh asam urat yang beracun. Di
samping itu, bangkai juga mengandung racun yang dikeluarkan dari tubuhnya,
sehingga tubuhnya membusuk. Berbeda dengan binatang yang disembelih secara
syar'I, maka setelah disebut nama Allah, hewan tadi dipotong urat nadi
lehernya, sehingga seluruh darahnya ke luar, jadi hewan tersebut mati karena
kehabisan darah, sehingga dagingnya segar dan tidak terkena zat-zat yang
beracun.
Selain itu, Islam menganjurkan
penyembelihan dengan pisau tajam. Ternyata dengan ketajaman pisau, binatang
sembelihan bisa mati lebih cepat tanpa merasakan kesakitan yang berarti, ini
mengakibatkan dagingnya menjadi lebih sehat. Karena pisau tajam tadi akan
memotong dengan sempurna pembuluh darah yang mengalirkan darah menuju ke
syaraf-syaraf otak yang bertugas mendeteksi rasa sakit. Sehingga binatang
tersebut tidak merasakan kesakitan. Kalau terlihat binatang tersebut
kejang-kejang dan meronta ketika disembelih itu hakikatnya bukan karena rasa
sakit, tetapi lebih karena reaksi dari otot-otot yang mengalami kontraksi dan
relaksasi akibat berkurangnya darah secara drastis.
Penelitian di Jerman yang dilakukan oleh
Prof Wilhelm Schulze dan Dr. Hazim di School of Veterinary Medicine, Hannover
University menemukan bahwa cara menyembelih yang diajarkan Islam dengan pisau
yang tajam ternyata jauh lebih baik dan lebih manusiawi dibanding dengan
cara-cara lain, bahkan yang paling modern-pun, seperti cara bolt stunning (alat
yang menembus tengkorak hingga otak) yang ternyata menyebabkan rasa sakit yang
luar hebat pada binatang.
Penelitian tersebut menggunakan alat EEG
(untuk mendeteksi gelombang otak) dan alat ECG (untuk mendeteksi detak
jantung). 3 detik setelah penyembelihan tidak ada perubahan pada grafik EEG,
ini menunjukkan bahwa tidak ada rasa sakit sama sekali ketika binatang tersebut
disembelih, 3 detik kedua pada grafik EEG menunjukkan tidak sadar diri, ini
karena darah yang keluar dari tubuh binatang tersebut sangat banyak. Setelah
itu grafik EEG menunjukkan zero level, yaitu bahwa binatang tersebut tidak
merasakan sakit ketika disembelih. Subhanallah.
Apa
hubungannya dengan penyakit asam urat dan kwalitas daging? Lha, ketika disembelih ternyata jantung binatang masih
berdetak, tubuh mengejang mengeluarkan darah secara maksimal, tapi otak sudah
tidak sadar. Ini menyebabkan daging tidak tercampur dengan darah yang
mengandung asam urat yang beracun.
Berbeda dengan sistem bolt
stunning yang menghentikan detak jantung binatang ketika otak masih
merasakan sakit yang luar biasa, ditambah dengan tidak kejangnya tubuhnya,
sehingga darah masih tersumbat di dalam, dan ini mengakibatkan darah tercampur
dengan racun-racun berbahaya.
Kemudian penyembelihan secara syar'I
dilakukan pada leher saja, sehingga yang rusak hanya pada daerah leher,
dan tidak merembet ke organ lain. Berbeda jika binatang yang
mati dengan cara lain seperti terbentur atau terkena pukulan, yang menyebabkan
salah satu organ tubuhnya rusak, sehingga pembuluh darah akan membeku dalam
organ tersebut. Dan tentunya mengandung asam urat yang akan meracuni daging
begitu cepat.
Kedua : Darah
Darah adalah cairan pekat yang mengalir
dalam pembuluh-pembuluh darah dan urat-urat nadi dalam tubuh kita. Darah
merupakan medium paling efektif untuk berkembang-biak kuman-kuman. Oleh karena
itu darah menjadi alat efektif untuk menularkan penyakit. Tidak hanya itu,
tetapi racun-racun berbahayapun dikeluarkan dari darah.
Darah juga banyak mengandung uric acid
(asam urat) berkadar tinggi. Tingginya kadar asam urat di dalam darah
dapat menyebabkan penyakit peradangan sendi kronis. Asam urat ini sangat
berbahaya bagi tubuh, karena dia adalah sisa dari metabolisme tubuh yang tidak
sempurna, sehingga terjadi penumpukan purine yang berasal dari makanan. Dalam
tubuh manusia, 98% asam urat dikeluarkan lewat urine, sisanya 2% disimpan
dan dipecah lewat sistem metabolisme tubuh. Dari sini kita mengetahui bahwa
larangan memakan darah, menghindarkan kita dari penyakit – penyakit berbahaya,
salah satunya penyakit asam urat.
Ketiga : Daging Babi
Babi adalah binatang yang tubuhnya
dijadikan tempat paling subur bagi kembang-biak bermacam-macam parasit dan
penyakit berbahaya. Tubuh babi memiliki mekanisme pemecahan asam
urat yang berbeda dengan manusia. Pada babi, hanya 2 % saja yang
dipecahkan, sedangkan yang 98% asam urat tertahan di tubuhnya.
Adapun pada manusia 98% asam urat dikeluarkan lewat urine, sisanya 2%
disimpan dan dipecah lewat sistem metabolisme tubuh. Sehingga bisa dikatakan
bahwa kadar asam urat yang terdapat pada tubuh babi sangat tinggi. Diprediksi
sesesorang yang makan daging babi akan terkena penyakit asam urat.
Babi juga dinyatakan sebagai binatang
"Penyimpan Penyakit". Hasil penelitian di Cina dan Swedia, yang
mayoritas penduduknya makan daging babi, bahwa daging babi merupakan
penyebab utama kanker anus dan usus. Presentase penderita penyakit ini di
negara-negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis.
Sedangkan di negara-negara Islam, persentasenya rendah, sekitar 1/100
Babi juga mengandung Taenia Solium
(cacing pita ). Serangan cacing pita ini merata di daerah tertentu di Perancis,
Jerman, Italia dan dataran Eropa. Larva cacing pita dalam tubuh dapat
menyebabkan infeksi jaringan tubuh dan kelemahan syaraf. Cacing ini dapat
menghisap saripati makanan penderitanya, sehingga badannya dalam kondisi sangat
lemah dan kurus.
Yang paling mengerikan adalah jika larva
cacing menempel pada jaringan otak, karena dapat menyebabkan epilepsi, dan
penyakit otak lainnya. Salah satu buktinya pada tahun 2001, para dokter Amerika
Serikat pernah mengeluarkan cacing yang berkembang di otak seorang perempuan,
setelah ia mengonsumsi hamburger khas Meksiko yang berisi daging babi dan
terkandung di dalamnya telur cacing pita, telur ini akhirnya menempel di
dinding usus perempuan tersebut, kemudian terbawa peredaran darah sampai ke
otak. Hal itu menyebabkan disfungsi yang sangat keras pada susunan otak di daerah
yang mengelilingi cacing itu.
Cacing pita bisa berkembang di usus 12
jari dan dalam beberapa bulan akan menjadi dewasa. Cacing pita dapat
berkembang-biak sampai 1.000 ekor dengan panjang antara 4-10 cm, terus hidup di
tubuh manusia dan mengeluarkan telurnya melalui BAB (buang air besar).
Daging babi menyebabkan banyak penyakit
berbahaya lainnya, seperti pengerasan pada urat nadi, naiknya tekanan darah,
nyeri dada yang menyekam (angina pectoris), dan radang pada sendi-sendi.
Mudah-mudahan Allah melindungi kita dari
makanan-makanan yang haram dan menghindarkan kita dari berbagai macam penyakit.
Aamiin.
Oleh: Dr. Ahmad Zain An Najah, MA
(arrahmah.com/ahmadzain.com)