Betapa biadabnya Amerika
Selama 11 Tahun, 2 dari Negara Demokrasi tertua di
dunia, Inggris dan Amerika, berusaha sekuat tenaga untuk mencegah pemimpin yang
terpilih secara demokratis agar bisa menempati kantornya. Cheddi
Jagan termasuk dari para pemimpin Negara dunia ketiga
yang “nyeleneh” dengan berusaha netral dan independent. Dia terpilih 3
kali, walaupun dia orang ‘kiri’, lebih dari pada Soekarno dan Arbenz,
kebijakan-kebijakannya tidaklah revolusioner. Tapi dia tetap saja jadi sasaran
tembak, tanya kenapa? Karena dia mewakili apa yang menjadi ketakutan terbesar
Washington; membangun masyarakat yang (masih) “mungkin” jadi contoh sukses
alternatif terhadap sistem kapitalis. Menggunakan beragam taktik mulai dari “Kucing
Ngiler Ngadepin Ikan”, “Nusuk Gajah Pake Jarum”, disinformasi,
terorisme, dan lain lain, pada akhirnya Amerika dan Inggris sukses
menyingkirkan Jagan di tahun 1964.
2. Konvensi senjata kimia dan biologi tahun 1972 diratifikasi oleh 144 negara
termasuk Amerika. Pada Juli 2001, walk out dari konvensi di london untuk
membicarakan protokol 1994, yang akan memperkuat konvensi ini dengan
menyediakan pemeriksaan lapangan. Di Jenewa pada bulan November 2001, Asisten
Sekneg USA, John Bolton menyatakan “the protocol is dead”, dan pada saat yang sama
menuduh Irak, Iran, Korea Utara, Libya, Sudan, dan Syria, melanggar konvensi
tanpa tuduhan yang jelas ataupun bukti pendukung.
6. Perjanjian Ranjau darat, melarang penggunaan ranjau darat, ditanda tangani
di Ottawa pada Desember 1997 oleh 122 negara. Amerika kembali menolak untuk
menandatangani, bersama sama dengan Rusia, China, India, Pakistan Iran, Irak,
Vietnam, Mesir, dan Turki. Presiden Clinton menolak perjanjian itu dengan
alasan bahwa ranjau darat diperlukan untuk melindungi Korea Selatan dari
‘ancaman’ militer Korea Utara. Dia menyatakan bahwa nanti Amerika, kelak, suatu
saat nanti, akan menyetujui perjanjian ini, di sekitar tahun 2006, tapi hal ini
dibantah oleh Presiden Bush pada bulan Agustus 2001.
16. Pada tahun 1984,
Amerika keluar dari UNESCO (Badan PBB yang bertugas untuk pendidikan dan
kebudayaan) dan menyetop semua tunggakannya atas projek NWICO, projek yang dicanangkan oleh UNESCO untuk mengurangi ketergantungan agen
berita dunia kepada 4 besar (AP, UPI, AFP, dan Reuters). Amerika menuduh UNESCO
telah dengan sengaja membatasi kebebasan pers, walaupun voting di PBB
menunjukkan angka 148 melawan 1 untuk kemenangan NWICO, dan siapa lagi yang 1
itu kalau bukan Amerika. Pada tahun 1989, UNESCO memberhentikan proyek NWICO,
tapi tetap saja Amerika tidak mau balik lagi. Tahun 1995 pemerintahan Clinton
berniat untuk masuk lagi, tapi ditolak oleh kongres.