Mungkin judul di atas tepat bahkan
menurut saya sangat tepat untuk pemain sepak bola satu ini. Nama lengkapnya
Syafrizal Mursalin Agri. Ia adalah pemain sepak bola berbakat dan masih sangat muda, 19 tahun
usianya. Salah satu talenta sepak bola yang
dimiliki Nigeri ini. Tapi ia justru lebih memilih tempat perantauannya,
Qatar sebagai rumahnya. Ia lebih memilih
masuk timnas Qatar daripada Negeri kelahirannya sendiri, Indonesia. Bagi saya,
dia telah mengecewakan hati jutaan masyarakat Indonesia. Di saat sepak bola
kita sedang kacau, di saat sepak bola kita pecah, ia justru muncul dengan tiba-tiba dan
mengutarakan ambisinya untuk membela
timnas Qatar.
Tentu sangat sakit rasanya. Sebagai suporter timnas,
ini adalah hal yang sulit di terima.Ini adalah pukulan telak. Negara ini sedang membutuhkan pemain-pemain
yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa dari keterpurukan yang dialami
selama ini. Begitu pemain yang diharapkan muncul, ia justru muncul seolah hanya
untuk menyakiti perasaan pendukung timnas Indonesia. Benar apa kata orang.
Lebih baik hujan batu di Negeri sendiri daripada hujan emas di Negeri orang.
Mana jiwa nasionalismenya sebagai
warga negara Indonesia? Apa jiwa kebangsaannya telah hilang ? kecewa berat
rasanya. Di saat para pemain disini harus bersimbah darah membela klub dan Negaranya.
Di saat persatuan telah digelorakan oleh para pengurus. Di saat suporter harus
meregang nyawa hanya untuk membela negeri ini. Di saat pembenahan terus
diusahakan meski harus bersusah payah.
Ini tidak boleh terulang lagi.
PSSI harus lebih jeli memantau pemain Indonesia yang ada di luar dan lebih
cepat. Jangan sampai potensi luar biasa yang dimiliki negeri ini
terus-terusan dirampok Negeri orang
Sudahlah, mungkin memang itu yang
ia inginkan. Mungkin memang itu yang dia harapkan. Apa boleh buat. Tentu masih
banyak lagi bakat-bakat yang siap untuk diasah. Untuk apa kita memikirkan satu
orang saja yang tak punya jiwa nasionalisme. Semoga suatu hari nanti Negeri ini
mampu berbicara banyak dalam persepakbolaan Dunia dan yang saya harapkan
sebelas manusia Indonesia dapat mengalahkan sebelas manusia Qatar termasuk si
Agri Tempe.