Sebuah penelitian oleh Center for Strategic Communication
di Arizona State University (ASU), Amerika Serikat berhasil mengungkap misi
perjuangan Al Qaeda yang sesungguhnya. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa
Al Qaeda tidak berniat menghancurkan peradaban Barat, melainkan hanya membela
diri.
Daily Mail Online memberitakan, studi itu menumbangkan
anggapan Barat bahwa kelompok ekstremis seperti itu hanya berniat menegakkan
kekuasaan Islam di mana-mana. Para peneliti menyimpulkan, tujuan kelompok
ekstremis itu adalah mempertahankan diri dan keyakinan mereka.
Studi itu dilakukan dengan menganalisis 2.000 teks
propaganda yang digunakan Al Qaeda dan kelompok ekstremis Islam lainnya dalam
kurun waktu 1998 hingga 2011. Dari teks itu terlihat bahwa tujuan kelompok itu
sebenarnya hanyalah pertahanan diri.
Peneliti juga mengumpulkan lebih dari 1.500 katalog yang
dikutip dari Alquran yang digunakan para ekstremis untuk menguatkan argumen
mereka. Lalu, peneliti itu meneliti surat atau ayat dari kata-kata yang dikutip
itu.
Misalnya
surat At Taubah ayat 5 yang antara lain menyebutkan,
“…Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.” (Q.S At-taubah:5)
“…Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.” (Q.S At-taubah:5)
Peneliti terkejut karena ternyata ayat (yang konteksnya
perang) itu hanya tiga kali digunakan para ekstremis sebagai landasan
perjuangan mereka. Seharusnya, jika mereka benar-benar berniat melakukan
kekerasan dan menebar kebencian, maka ayat itulah yang dijadikan landasan
perjuangan.
Pada kenyataannya tidak demikian. Dari 2.000 teks
propaganda, ternyata hanya ada tiga yang menyebutkan penggalan ayat tersebut.
Para peneliti menyatakan, hal itu menunjukkan bahwa Barat
telah salah menilai kelompok ekstremis Islam.
Karena itu, memberikan pemahaman mengenai hal ini bisa memutarbalikkan pandangan Barat bahwa kelompok ektremis Islam ingin menguasai Barat. Kesimpulan penelitian ini juga bisa membantu upaya menghentikan konflik global.
Karena itu, memberikan pemahaman mengenai hal ini bisa memutarbalikkan pandangan Barat bahwa kelompok ektremis Islam ingin menguasai Barat. Kesimpulan penelitian ini juga bisa membantu upaya menghentikan konflik global.
“Kami sangat terkejut karena ternyata ayat itu hanya
sedikit sekali mereka gunakan,” ujar Bennett Furlow, asisten penelitian dan
salah satu dari tiga penyusun hasil studi itu.“Penemuan ini juga menyangkal konsep pertentangan
peradaban (a clash of civilization),” tegas pemimpin penelitian Jeff Halverson,
profesor di Liberal Arts and Sciences di ASU.
“Apa yang dikatakan para ekstremis terhadap kaum Muslim
adalah, masyarakat kami sedang diserang dan Allah SWT akan membela kami jika
kita mempunyai keimanan dan keberanian. Jadi, jika kita menggambarkan mereka
sebagai setan penakluk, maka kredibilitas kita bisa diragukan. Sebab,
sesungguhnya kaum muslim melihat mereka sebagai pelindung dan pahlawan,” tegas
Halverson.
sumber: DAILYMAIL | INILAH