Menteri
Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman mengatakan, dialog nuklir antara Iran dan
kelompok P5+1 tidak bisa selamanya berlangsung. Pernyataan Lieberman ini
mengindikasikan Israel mulai tidak sabar menunggu aksi militer atas Iran.
"Akan
tiba waktunya negosiasi harus diakhiri dan tindakan segera dimulai,"
ujar Menlu Lieberman, seperti dilansir Jpost, Rabu (25/7/2012).
Komentar
Lieberman ini muncul menjelang dialog nuklir keempat antara Iran dan kelompok
P5+1 yang menurut informasi akan berlangsung di Istanbul, Turki. "Setelah
tiga ronde negosiasi yang berlangsung di Istanbul, Baghdad dan Moskow Saya
pikir sudah saatnya bagi kita untuk menarik kesimpulan," tutur Lieberman.
"Kami
memiliki batas kesabaran, kami menunggu dengan cemas dan terus memantau dialog
ini. Namun kami juga berharap melihat hasil yang substansial," tegas Menlu
Israel itu.
Pembicaraan
yang akan berlangsung di Istanbul nanti merupakan salah satu dari tiga
pertemuan tingkat rendah yang merupakan hasil kesepakatan dalam dialog nuklir
terakhir di Moskow.
Tiga
pertemuan tingkat rendah itu antara lain, pertemuan antar pakar teknis nuklir
di Istanbul dan pertemuan antar Wakil Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa
(UE) dengan mitranya dari Iran Helga Schmid yang juga masih diadakan di
Istanbul.
Sementara
itu satu pertemuan lainnya dijadwalkan akan melibatkan Kepala Kebijakan Luar
Negeri UE Catherine Ashton dan Kepala Negosiasi Iran Saeed Jalili. Ashton
sendiri mewakili P5+1 yakni Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Prancis,
Inggris dan Jerman.
Tujuan
dari diselenggarakannya tiga pertemuan rendah ini adalah untuk melihat apakah
ada kemungkinan untuk kembali menciptakan negosiasi politik. Bagaimanapun tidak
dapat dipungkiri bahwa tiga dialog nuklir Iran sebelumnya gagal mencapai suatu
kesepakatan.
Laporan
sebelumnya menyebutkan, kedua belah pihak berselisih pendapat terkait dengan
proposal yang diajukan oleh masing-masing pihak.