MAKALAH
Mata Kuliah MPKT B
Revitalisasi Angkutan Umum sebagai Upaya
Mengurangi Polusi Jakarta
Dikerjakan Oleh : Home Group 3
Agung Septa Pratama (1306402186)
Desi Wulandari (1306365594)
Rendy Hasiolan Nainggolan (1306402841)
Sekarini Andika Permatasari (1306443601)
Siti Hanum Salsabilah (1306397532)
Tri Widjaya Putranto (1306364963)
Vito
Giovani Amin (1306441981)
Program S1
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
Depok
2013
HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH TUGAS MATA KULIAH MKPTB
“Revitalisasi
Angkutan Umum sebagai Upaya
Mengurangi
Polusi Jakarta”
TANGGAL 16 OKTOBER S/D 24
OKTOBER 2013
Ketua
AGUNG SEPTA PRATAMA
Penulis
DESI
WULANDARI RENDY H. NAINGGOLAN
SEKARINI A. PERMATASARI SITI
H. SALSABILAH
TRI
WIDJAYA PUTRANTO VITO
GIOVANI AMIN
Mengesahkan,
Dosen Pendamping MPKT B-H
Dita Arifa Nurani S.Si.,
M.Si., M.Sc.
NIP
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan karunia, kelompok kamidapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
MPKTB Universitas Indonesia.
Dalam penulisan
makalah ini,kelompok kami/penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
- Dita Arifa Nurani S.Si., M.Si., M.Sc selaku dosen pembimbing mata kuliah MPKTB yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
Tak ada gading tak retak, penulis sadar kesempurnaan masih sangat jauh
dari makalah yang kelompok kami buat.Oleh karena itu, kelompok kami/ penulis
mengharapkan saran ataupun kritik untuk memperbaiki makalah ini di kemudian
hari.
Akhir kata, kelompok kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat
tidak hanya untuk masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat dunia.
Depok, 26 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar
Judul
i
Lembar
Pengesahan
ii
Kata
Pengantar
iv
Daftar
Isi
v
BAB
I :PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang Masalah
4
1.2
Pokok Permasalahan
5
1.3
Tujuan dan Manfaat Penulisan
5
1.4
Landasan Teori
5
1.4.1 Penyakit dan Hepatitis
x
1.4.2 Manager Alam
x
BAB
II :PEMBAHASAN
2.1 Keterkaitan Wacana dengan
Teori Pokok Bahasan
x
2.2
Cara Penanggulangan
x
BAB
III :KESIMPULAN
Kesimpulan
x
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Jakarta merupakan salah satu kota penting bagi Indonesia.
Hal ini dikarenakan Jakarta merupakan
pusat pemerintahan dan bisa dikatakan sebagai pusat kegiatan masyarakat
Indonesia. Sebagai Ibu Kota negara Indonesia, Jakarta juga merupakan pusat
pemerintahan dan sentral seluruh kegiatan.Sebagai sentral, didalamnya terdapat
berbagai macam kegiatan industri.Kondisi itu menyebabkan Jakarta menjadi daya
tarik bagi banyak orang, terutama masyarakat yang tinggal di pedesaan.
Mereka berbondong-bondong pergi ke Jakarta dengan tujuan untuk mendapatkan
pekerjaan dan memperbaiki kondisi ekonomi menjadi lebih baik.Perpindahan
masyarakat desa ke Jakarta menyebabkan banyak masalah yang timbul.Banyaknya
penduduk yang tinggal di Jakarta membuat penuh dan sesak serta dibanjiri oleh ala
transportasi umum yang setiap hari semakin bertambah.Hal itu menyebabkan
kondisi udara di wilayah Jakarta menjadi tidak sehat lagi.Bukan hanya
transportasi umum seperti angkot dan bus saja yang menyumbang pencemaran udara
di Jakarta, masih banyak faktor-faktor lain yang mendukung pencemaran udara di
Jakarta.
Angkutan
umum yang lamban dengan waktu perjalanan yang lama, tidak aman dan tidak nyaman
membuat masyarakat enggan untuk menggunakan angkutan umum sehingga penggunaan
kendaraan pribadi kian meningkat, serta industri yang jumlahnya semakin
meningkat membuat polusi udara di Jakarta kian terasa.
Dalam
makalah kali ini akan dibahas mengenai upaya penurunan polusi Jakarta dengan
cara merevitalisasi angkutan umum.
1.2 Pokok Permasalahan
1. Apakah polusi
itu?
2. Bagaimanakah tingkat polusi di Jakarta?
3. Faktor apa sajakah yang membuat masyarakat lebih memilih menggunakan
kendaraan pribadi daripada angkutan umum?
4. Bagaimana penggunaan transportasi umum dapat mempengaruhi tingkat polusi
udara ?
5. Apa saja langkah-langkah revitalisasi
angkutan umum?
1.3
Tujuan dan Manfaat
Sehubungan
dengan adanya suatu hal yang melatarbelakangi masalah, maka ada beberapa hal
yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini, yakni:
1.
Memahami apa itu polusi dan penyebabnya
2.
Mengetahui tingkat polusi udara di
Jakarta
3.
Mengetahui bagaimana penggunaan angkutan umum oleh
masyarakat dapat mempengaruhi tingkat polusi udara
4.
Mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam revitalisasi angkutan umum
1.4 Landasan Teori
1.4.1 Pencenmaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih
substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti.Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Sumber Polusi Udara
Pencemar udara dibedakan
menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer
adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena
ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar
yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon
dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global (global warming) yg memengaruhi;
Kegiatan manusia
- Transportasi
- Industri
- Pembangkit listrik
- Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
- Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
- Gunung berapi
- Rawa-rawa
- Kebakaran hutan
- Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
- Transportasi amonia
- Kebocoran tangki klor
- Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah
- Uap pelarut organik
Jenis-jenis bahan pencemaran udara
- Karbon monoksida
- Oksida nitrogen
- Oksida sulfur
- CFC
- Hidrokarbon
- Volatile Organic Compounds
- Partikulat
Dampak
Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.Hujan asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:- Mempengaruhi kualitas air permukaan
- Merusak tanaman
- Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
- Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.Dampak dari pemanasan global adalah:
- Peningkatan suhu rata-rata bumi
- Pencairan es di kutub
- Perubahan iklim regional dan global
- Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
1.4.2. Manager Alam
1. E-Health
E-Health adalah pelayanan kesehatan berbasis
internet, meliputi pemantuan kesehatan masyarakat, pengendalian kesehatan,
penelitian dan pendidikan di bidang kesehatan dan pelayanan pasien.Dalam pelaksanaan
layanan e-health akan mengalami kendala, baik dari faktor internal maupun
faktor eksternal.Pada faktor internal ini, hal yang menyebabkannya adalah
kepengurusan dalam hal e-health ini sendiri yang disebabkan oleh
ketenagakerjaan yang tidak serius dalam melaksanakan tugasnya.Hal ini terjadi
karena ketidakpedulian pegawai terhadap kesehatan masyarakat. Kepedulian
tersebut akan sangat penting dimana saat bekerja bukan hanya mengemban
kewajiban dari tugas pekerjaan tetapi juga rasa kepedulian antar sesama perlu
ditumbuhkan pada bidang kesehatan ini agar terciptanya masyarakat yang memang
sehat.Faktor eksternal biasanya diluar dari kepengurusan layanan e-health ini
sendiri.Kita dapat mengambil contoh dengan melihat dari aplikasi IPTEK yang
terkadang tidak dapat memfalisitasi dengan baik dalam pelayanan e-health ini.Hal
lain difaktor eksternal terdapat juga
kesenjangan digital. Kesenjangan digital yang dimaksud dalam kasus ini
adalah kepemilikan alat-alat IPTEK yang biasanya terbatas dimiliki oleh
beberapa masyarakat saja.Dukungan pemerintah terhadap program e-health tertulis
dalam KepMenKes RI No. 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional
(SKN), yang kemudian diikuti dengan KepMenKes RI No. 192/MENKES/SK/VI/2012
tentang Roadmap Rencana Aksi Penguatan Sistem Informasi Kesehatan Indonesia.SKN bertujuan untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Informasi kesehatan
memiliki bentuk pokok pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK),
direalisasikan melalui roadmap SIK tiap kurang lebih 4 tahun yang bertujuan
untuk mencapai Indonesia Sehat 2025. Sistem Informasi Kesehatan terbagi menjadi dua, yaitu SIK
daerah dan SIK lain. Salah satu programnya yaitu PLIK (Pusat Layanan Internet
Kecamatan.)Dukungan Komunitas, yaitu:
·
Pemanfaatan teknologi informasi untuk kesehatan menarik minat berbagai
komunitas untuk dapat turut membantu perkembangan e-health di Indonesia.
·
Di tingkat Internasional terdapat IMIA (Internasioanl Medical
Informatics Association) merupakan sebuah komunitas medical dari Amerika yang
mendukung e-health di Indonesia
·
Di tingkat regional terdapat APAMI (Asia Pacific Association of
Medical Informatics) merupakan suatu komunitas di Asia Pasifik yang
mendukung perkembangan e-health di Indonesia.
·
Di tingkat nasional terdapat PIKIN (Perhimpunan Informatika Kesehatan
Indonesia). PIKIN terdiri dari individu atau institusi yang berasal dari dunia
kesehatan maupun dari bidang TIK. PIKIN juga telah membantu menyusun kerangka
kompetensi informatika kesehatan.
·
Komunitas-komunitas ini mendukung perkembangan e-health di Indonesia
dari sisi penelitian, pengembangan maupun diseminasinya.
Penerapan E-Health, yaitu:
·
Medical Record : rekam riwayat penyakit yang pernah diderita pasien yang nantinya akan terinstall dalam E-KTP
masing-masing penduduk.
·
Prescribing : penerapan resep elektronik (e-prescriptions). Hal ini
memudahkan masyarakat dalam mendapatkan resep dari layanan kesehatan.
·
Telemedicine
:akses cepat untuk memberikan keahlian medis
jarak jauh menggunakan jaringan internet sehingga
tidak tergantung dimana posisi pasien itu berada.
·
Surveilans
Epidemiologis :kumpulan data penyakit yang diobservasi untuk
mengetahui tren dan mendeteksi perubahan kejadian penyakit tersebut secara dini.
·
Sistem
Informasi Geografis
(SIG) di bidang kesehatan, sangat berguna untuk
menampilkan berbagai peta tematik kesehatan. SIG sangat membantu otoritas
kesehatan untuk mengambil kebijakan secara cepat dan tepat.
·
Reservasi online di rumah sakit dan puskesmas.
2. Pembangunan Berkelanjutan
1.
Material Baru dan Terbarukan
Material di bumi ini sangat banyak yang
terdiri dari lima jenis termasuk material mutakhir. Salah satu contoh material mutakhir ini
adalah biomaterial. Penerapaannya adalah cincin pada jantung. Biomaterial ini berbeda dengan material
lainnya karena dapat menyesuaikan dengan tubuh.
·
Logam dibagi menjadi ferrous dan nonferrous. Ferrous adalah besi dan
baja sedangkan nonferrous adalah selain besi dan baja seperti alumunium, nikel,
tembaga, dan lain-lain.
·
Keramik dibagi menjadi 6 kelas, yaitu glass, clay product, refractories,
abrasives, cements, dan advance ceramics. Proses pembuatannya dibagi menjadi Glass
Forming, Particulate Forming, dan Cementation.
·
Komposit terdiri dari matrix dan penguat. Ada 4 jenis komposit, yaitu
ceramic matrix material, polimer matrix material, carbon & graphite matrix
material, dan metal matrix material.
·
Polimer dibagi menjadi 2, yaitu Polimer alami dan polimer buatan.
Polimer buatan dibagi menjadi 2, yaitu Termoplas dan Termoset.
·
Material Mutakhir merupakan material yang berasal dari polimer sintetis, logam,
keramik, dan komposit yang difabrikasikan dan dimanufakturkan dengan teknologi
khusus.
2.
Infrastruktur Berkelanjutan
·
Infrastruktur Berkelanjutan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu
Faktor, Aspek, Jenis, Alasan, dan Cara.
1.
Faktornya terdiri dari manusia, kemakmuran, dan planet.
2.
Aspeknya teridiri dari sosial, lingkungan, dan ekonomi.
3.
Jenisnya terdiri dari design sustainable, konstruksi sustainable, dan
perawatan dan penanganan sustainable.
4.
Alasannya terdiri dari Jumlah Penduduk, polusi, hujan tropis, dan
kenaikan temperatur bumi.
5.
Caranya terdiri dari NYC Plan dan Hammarby Model.
3.
Teknologi Ramah Lingkungan
·
Teknologi Ramah Lingkungan terdiri dari alasan dan proyek.
1.
Alasan terdiri dari polusi tanah, air, dan udara.
2.
Proyek terdiri dari Toilet
Pengomposan, Sel bahan bakar,Tenaga Angin, Tenaga Surya, Hidroelektrik, dan
mobil listrik.
3. Masalah Kependudukan
Pertambahan penduduk di Bumi
mengakibatkan beberapa masalah untuk lingkungan karena penduduk bumi yang
berlebihan. Penduduk bumi dengan usia harapan hidup yang lebih tua serta
teknologi modern yang akan mengakibatkan dampak bagi lingkungan di desa maupun
kota. Ramalan Malthus
merupakan ramalan oleh suatu pakar populasi dari Inggris lebih dari 200 tahun
yang lalu yang mengatakan bahwa pada suatu saat pertumbuhan penduduk di Bumi
akan melebihi daya dukung sumber alam. Di Indonesia terjadi pertumbuhan
penduduk eksponensial sejak tahun 1600 sampai dengan tahun 2008.
Transisi Demografik adalah proses perubahan
kematian dan kelahiran yang berlangsung dari tingkatan yang tinggi ke tingkatan
yang rendah dalam suatu kurun waktu pada masyarakat tertentu. Kemajuan kesehatan dapat mempengaruhi transisi
demografik dengan menurunkan angka kematian.
Kepadatan populasi merupakan salah satu faktor
penyebab penyebaran penyakit, dimana makin padat penduduk makin mudah bibit
penyakit menular dari satu individu ke individu lainnya akibat ruang dan
lingkungan udara yang sempit atau terbatas.Pola makan sangat memmpengaruhi pola hidup seseorang
karena dengan pola makan yang baik tubuh pun akan menerima energi yang baik
juga. Lingkungan sekitar juga penting bagi kehidupan kita, lingkungan yang
kotor merupakan sumber penyakit sedangkan lingkungan bersih tidak ada sumber
penyakit.Oleh karena itu, kita harus memilih tinggal di lingkungan yang sehat
agar terhindar dari segala sumber penyakit, dan juga harus memiliki pola hidup
yang sehat agar menjadi manusia yang healty.
Hubungan antara
pertumbuhan populasi dengan perubahan usia harapan hidup yaitu berbanding
lurus, karena jika usia harapan hidupnya semakin tinggi maka pertumbuhan
populasi di daerah tersebut semakin tinggi dikarenakan kemampuan mereka untuk
bertahan di daerah tersebut semakin lama yang menyebabkan angka populasi meningkat
yaitu angka kelahiran lebih besar angka kematian dan sebaliknya.Usia harapan hidup adalah
salah satu penyebab suatu populasi itu bertambah atau berkurang.Perubahan usia
harapan hidup bisa ke arah yang lebih baik atau juga yang lebih buruk,
tergantung dari apa yang masyarakat lakukan. Perubahan usia harapan hidup yang
lebih buruk bisa karena sumber penyakit ataupun gaya hidup yang tidak sehat,
hal ini menyebabkan populasi manusia akan berkurang. Sebaliknya perubahan hidup yang baik akan
menyebabkan populasi manusia akan bertambahkan karena ditunjang oleh pelayanan
kesehatan yang lebih baik.
4. Hidup Sehat
Sehat adalah sebuah keadaan fisik, sosial dan
mental yang baik dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.Sehat
juga dapat diartikan bebas dari segala penyakit, luka, dan segala rasa sakit. 3
faktor utama yang paling penting yang mempengaruhi kesehatan adalah gaya hidup,
lingkungan, dan biomedis (semua aspek dari kesehatan, fisik dan mental, yang
dipengaruhi oleh genetik). Cara yang dapat dilakukan demi meningkatkan
kesehatan adalah dengan latihan, tidur yang cukup, menjunjung tinggi berat
tubuh seimbang, dan sangat menghindari merokok.
Untuk mencapai hidup yang sehat dapat dimulai
dari mempelajari tentang lingkungan yang sehat. Ilmu Kesehatan Lingkungan
adalah ilmu yang mempelajari dinamika hubungan interaktif amtara kelompok
penduduk atau masyarakat dengan segala macam perubahan komponen lingkungan
hidup seperti spesies kehidupan, bahan, zat atau kekuatan di sekitar manusia,
yang menimbulkan ancaman, atau berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan
masyarakat, serta mencari upaya-upaya pencegahan. Ciri-ciri Lingkungan sehat,
yaitu udara bersih dan segar, tanah yang subur, sumber air yang bersih, air
sungai yang mengalir terlihat bersih dan jernih, sampah tidak berserakan,
banyak tumbuhan hijau yang tumbuh dengan subur.
Selain faktor lingkungan juga dilihat dari
factor rumah sehat. Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air
bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah
yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai, dan lantai rumah yang tidak
terbuat dari tanah. Fasilitas yang harus dimiliki rumah sehat yaitu penyediaan
air bersih yang cukup, ada tempat pembuangan tinja, tempat pembuangan air
limbah, tempat pembuangan sampah, fasilitas dapur yang memadai, ada tempat
berkumpul keluarga dan serambi (untuk rumah pedesaan). Rumah di Indonesia yang
sudah memenuhi kriteria rumah sehat yakni 43,89%, pembuangan limbah yang
memenuhi kriteria sebesar 62,11%, dan jamban yang memenuhi kriteria sebesar
46,54%.
Makanan sehat sangat berperan dalam diet
seimbang karena diet seimbang itu sendiri membutuhkan nutrisi yang seimbang.
Diet Seimbang adalah proses mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia dalam jumlah yang seimbang (tidak terlalu banyak dan tidak
terlalu sedikit). Nutrisi yang seimbang terbagi lagi ke dalam dua kategori
yaitu Makro Nutrisi dan Mikro Nutrisi.Makro Nutrisi adalah nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang besar, contohnya adalah Lemak,
Karbohidrat, Protein, dan Air.Sedangkan Mikro Nutrisi adalah nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang kecil, contohnya adalah
Vitamin, Mineral, Antioksidan. Penyakit seperti stres dapat diatasi dengan
beberapa cara, diantaranya melakukan kebiasaan olahraga secara teratur, hidup
di lingkungan kondusif, sering menghirup udara yang kaya akan oksigen, serta
mengatur pola makan yang sehat. Pola makan sehat dapat kita atur dengan mudah.
Bukan hanya penempatan waktu makan, namun juga makanan apa saja yang seharusnya
kita makan agar efek dari stress tidak merusak tubuh kita.
5. Pencemaran Lingkungan
Polutan dianggap berbahaya karena ketika
polutan lepas di udara, polutan akan pergi jauh ke seluruh penjuru dunia dan
jika sudah terlepas ke udara atau ke bumi, polutan tidak akan menghilang.
Hampir semua polutan merupakan toksik.Toksik adalah racun yang bisa menyebabkan
suatu penyakit pada manusia.Bahkan beberapa toksik dari polutan bersifat
karsinogenik, yaitu dapat menyebabkan kanker pada manusia.Polutan juga dapat
menyebabkan infeksi.Contohnya seperti virus yang dapat menyebar lebih cepat
seiring banyaknya polutan yang menyebar ke seluruh dunia.Polutan dapat
menyebabkan daya tahan tubuh seseorang melemah. Ketika imunitas melemah akibat
antibodi yang sedang melawan polutan, pada saat bersamaan virus akan masuk
lebih mudah.
Syarat-syarat air bersih terdiri dari jernih,
tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung zat-zat berbahaya,
dan tidak mengandung kuman penyakit.Syarat-syarat air bersih ini sebagai
parameter kualitas air.Air yang tercemar mengandung asam, garam, logam beracun,
dan juga mengandung pupuk anorganik (garam nitrat dan fosfat yang terlarut).
Zat-zat organik akan mengalami pembusukan menghasilkan senyawa-senyawa lain
yang berascun, menurunkan kadar oksigen terlarut, meningkatkan suhu dan
menurunkan keasaman (PH), warna air akan berubah menjadi coklat kehitaman dan
apabila oksigen benar-benar habis akan mengeluarkan bau busuk yang menyegat.
Proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba dan bakteri lainnya yang
bertujuan mengurangi pathogen yang ada, proses ini menggunakan proses
klorinator atau sterilisasi dengan menggunakan kaporit. Penyalahgunaan dan
pencemaran air dapat disebabkan oleh bidang
pertanian, industri, dan rumah tangga. Bidang pertanian dapat disebabkan
oleh sistem pengairan yang tidak baik, yaitu sistem irigasi yang kecil dan
penggunaan pestisida dimana sisa-sisa pestisidanya dapat terbawa air sungai
sehingga dapat mencemari air.Bidang industri dapat diakibatkan oleh pembuangan
limbah secara tidak bertanggung jawab tanpa pengolahan langsung ke
sungai-sungai dan mencemari sumber air.Dalam rumah tangga pencemaran air juga
dapat dilakukan baik membuang sampah pada sungai, penggunaan sabun yang
terbuang sehingga menuju sungai dan bercampur dengan sumber air.Dari
penyalahgunaan dan pencemaran air tersebut dapat mengakibatkan berbagai macam
permasalahan. Salah satunya permasalahan timbulnya penyakit seperti diare,
cacingan, sakit kulit dan lain-lain
6. Mitigasi
Bencana
merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat.Bencana ini dapat terjadi karena kecelakaan
kerja.Bencana dibagi menjadi dua faktor berdasarkan penyebabnya, yaitu faktor
alam dan faktor manusia/non alam.Contoh bencana akibat faktor alam, yaitu Kebakaran
hutan, angin ribut, Tsunami,
Letusan Gunung Berapi, kekeringan, badai, gempa bumi, tanah longsor. Contoh bencana akibat faktor manusia, yaitu serangan teroris, gagal
teknologi. Contoh bencana akibat faktor non alam, yaitu wabah penyakit. Akibat
dari bencana ini adalah timbulnya
korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerusakan harta benda, dan dampak
psikologis.
Mitigasi bencana
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, dalam bentuk
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.Tujuan mitigasi bencana yaitu mengurangi suatu gangguan serius
terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yg meluas
pada kehidupan manusia.Kegiatan mitigasi bencana terdiri dari:
1.
Pengenalan dan pemantauan bencana
2.
Pengurangan resiko bencana, contohnya adalah
penyuluhan, pencegahan, pembangunan fisik, dan penetapan peraturan.
3.
Penanggulangan bencana, contohnya adalah
peringatan dini, tanggap darurat, dan pemulihan (recovery).
Sistem
peraturan dan perundangan tentang mitigasi bencana yaitu UU No. 24/2007.Kebijaksanaan
penanggulangan bencana di Indonesia didasarkan pada asas-asas yaitu,
kebersamaan dan kesukarelaan, koordinasi dan integrasi, kemandirian, cepat dan
tepat, prioritas, siap siaga, dan kesemestaan. Suatu bencana
yang dampaknya besar bagi populasi manusia, serta korbannya terus meningkat
dalam kurun waktu tertentu statusnya dapat ditetapkan menjadi Kejadian Luar
Biasa.
Kejadian Luar Biasa (KLB) Timbulnya suatu
kejadian (kesakitan/ kematian) dan atau meningkatnya suatu kejadian (kesakitan/
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (sumber: UU wabah
1969). Kriteria kejadian luar biasa mencakup
4 hal yaitu
a.
Timbulnya suatu
penyakit menular yang sebelumnya tidak ada.
b.
Peningkatan kejadian
penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktuberturut-turut (jam, hari, minggu).
c.
Peningkatan kejadian
penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebihdibandingkan dengan periode sebelumnya.
d.
Jumlah penderita baru
dalam satu bulan menunjukkan kenaikan2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan
dengan angka rata-rataperbulan dalam tahun sebelumnya.
Wabah adalah Peningkatan kejadian (kesakitan/ kematian) yang meluas secara
cepat baik dalam jumlah jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat
menimbulkan malapetaka.
BAB II
PEMBAHASAN
4.1
Keterkaitan Wacana dengan Teori Pokok Bahasan
Sesuai dengan kriteria Kejadian
Luar Biasa, maka kasus menyebarnya Virus Hepatitis A di Depok ini merupakan
Kejadian Luar Biasa (KLB) sesuai dengan kriteria nomor 2 dan Keputusan
Dirjen PPM&PLP No. 451-I/PD.03.04/1999. Penyebaran
Virus Hepatitis A ini merupakan bencana non-alam karena disebabkan oleh penyakit. Akibat dari
bencana ini adalah timbulnya korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerusakan harta benda, dan dampak psikologis.Untuk kasus
penyebaran virus Hepatitis A ini menyebabkan tidak menyebabkan dampak korban
meninggal tetapi korban yang terkena mengalami peningkatan.
Jika
dikaitkan dengan teori pokok bahasan, maka kemungkinan besar penyebab
menyebarnya virus Hepatitis A di Depok ini disebabkan 3 hal, yaitu:
a.
Gaya Hidup Tidak Sehat
Gaya
hidup tidak sehat warga Depok, seperti makanan dan minuman yang tidak higienis
dapat menyebabkan gangguan metabolisme terhadap tubuh. Banyak pedagang yang
menjual dagangannya di jalan raya tanpa memikirkan kebersihan mengenai produk
yang dijualnya. Hal inilah yang menyebabkan ketidakhigienisan makanan ataupun
minimuman yang dijual. Makanan dan minuman yang tidak higienis ini dapat
membuat ginjal di tubuh manusia disfungsi karena racun yang berasal dari
makanan dan minuman tersebut.
b.
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
lingkungan yang disebabkan industri, pertanian, dan rumah tangga menyebabkan
penyebaran penyakit yang sangat cepat. Limbah industri yang dialirkan ke sungai
meyebabkan air sungai terkontaminasi. Sehingga masyarakat yang masih
menggunakan sungai sebagai MCK (Mandi, Cuci, Kakus) akan terkena dampaknya.
Penyebaran virus Hepatitis A inipun akan semakin meningkat. Pertanian yang
menggunakn pestisida juga akan memberikan dampak yang sangat besar dalam
penyebaran virus Hepatitis A. Pestisida akan mengalir ke saluran air dan
berakhir di sungai. Hal inilah yang mencemari sungai dan meningkatkan
penyebaran virus Hepatitis A. Rumah Tangga yang tidak higienis juga menyebabkan
penyebaran Hepatitis A semakin meningkat.
c.
Kepadatan Penduduk
Kepadatan
penduduk di Kota Depok dapat dikategorikan cukup padat. Lingkungan yang padat
akan mengakibatkan udara yang keluar dan masuk akan sulit untuk bertukar
sehingga udara akan terus mengendap. Hal inilah yang menyebabkan virus
Hepatitis A semakin cepat menyebar. Penduduk yang terlalu padat juga
menyebabkan sistem saluran air yang tidak berjalan baik sehingga virus
Hepatitis A dapat berkembang biak dan cepat menyebar.
4.2
Langkah-langkah
revitalisasi
Sebagai salah satu
cara yang ditawarkan untuk mengatasi masalah polusi di jakarta, revitalisasi
transportasi umum sudah sangat mendesak untuk dilakukan. Berikut
langkah-langkah yang dilakukan dalam merevitalisasi transportasi umum
Langkah pertama, Penegakkan Hukum. Minimnya penegakkan hukum saat ini
membuat tidak disiplinnya para awak atau pengemudi angkutan umum. Para
pengemudi terlihat jadi biasa dan bebas melakukan pelanggaran hukum atau aturan
lalu lintas. Kebebasan itu sangat terlihat seperti hal bus angkutan umum saat
menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat tanpa menghitung kemanan
penumpangnya. Begitu pula sulitnya mencari penumpang dan mengejar target
setoran harian, membuat para pengemudi angkutan umum berhenti dan menjadikan
setiap jalan sebagai terminal liar. Akibatnya adalah penumpukan kendaraan lain
di belakang yang menimbulkan kemacetan sekaligus polusi yang serius.
Langkah kedua, mengadakan Standar Pelayanan Minimum (SPM) bagi
angkutan umum di Jakarta. Sesuai dengan norma hukum yakni dalam pasal 141 dan
pasal 198 UU no: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diatur
bahwa setiap layanan angkutan umum harus mempunyai SPM. Keberadaan SPM ini akan
melindungi hak konsumen atau pengguna angkutan umum untuk mendapatkan jaminan pelayanan
yang baik, nyaman serta aman sehingga pada akhirnya akan menarik minat lebih
banyak orang untuk menggunakan angkutan umum. Tanpa SPM maka konsumen sebagai
pengguna angkutan umum akan banyak terlanggar hak-haknya seperti sekarang ini.
Saat ini seringkali terjadi kecelakaan lalu lintas dimana awak angkutan umum
yang ugal-ualan membahayakan penumpangnya, kondisi bus yang sudah sangat rusak
tak terawat dan maraknya krimininalitas serta pelecehan di angkutan umum. Dalam
aturan hukum yang ada di UU nomor: 22 tahun 2009 diatur bahwa perusahaan
angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan minimal, memenuhi bagi
penggunanya berupa: keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan,
kesetaraan, keteraturan dan mengakomodir kebutuhan penyandang cacat. Melihat
aturan ini sebenarnya Dinas Perhubungan Pemprov Jakarta tinggal mengadopsi dan
mengimplementasikan saja aturan SPM tersebut di Jakarta.
Langkah ketiga, melakukan Evaluasi Trayek Angkutan Umum Eksisiting
(Reguler). Harus diakui dan dilakukan sebuah evaluasi atau restrukturisasi
trayek dengan berorientasi sebagai feeder untuk kereta api dan Transjakarta.
Pada tataran operasional banyak trayek angkutan umum tumpang tindih. Trayek
yang tumpang tindih tersebut tidak hanya berdampak bagi pengguna, tetapi juga
bagi pengusaha dan pengemudi. Terjadi persaingan tidak sehat karena tidak
aksesnya dan tidak terintegrasinya trayek yang sudah ada. Kondisi ini
mengakibatkan pengguna angkutan umum harus melakukan banyak perpindahan moda
lain seperti taksi atau ojek dan akhirnya mengakibatkan biaya tinggi bagi
pengguna angkutan umum. Bahkan, trayek yang tumpang tindih ini bisa memicu
masalah keselamatan. Oleh karenanya, diperlukan adanya evaluasi trayek (semacam
re-routing) secara menyeluruh terhadap operasional angkutan umum existing, di
Jakarta.
Langkah keempat, memperbaiki layanan kereta api komuter Jabodetabek.
Idealnya, angkutan kereta api menjadi tulang punggung (Back Bone) sarana
angkutan umum massal di Jakarta dan sekitar (Jabodetabek). Revitalisasi ini
merupakan wujud satu kesatuan dari revitalisasi angkutan umum berbasis jalan
raya serta berbasis rel yakni kereta api. Idealnya juga adalah pengelolaan
kereta api haruslah di bawah kendali Gubernur Jakarta tidak seperti sekarang,
gubernur tidak memiliki otoritas apa pun dalam mengontrol operasional kereta
api di Jakarta. Sehubungan dengan ini maka sudah saatnya PT Kereta Api
Indonesia (PT KAI) memberikan ruang juga pada pemerintah provinsi Jakarta
sebagai salah satu operator kereta api komuter.
Langkah kelima, meningkatkan biaya penggunaan kendaraan bermotor
pribadi di Jakarta. Saat ini pengguna kendaraan pribadi sangat dimanjakan dan
enak sekali. Betapa tidak, hingga saat ini pengguna kendaraan pribadi sangat
murah biaya parkirnya, bias parkir dimana saja, dapat subsidi BBM dan bebas
berkeliling kota tanpa bayar. Issue murah berkendaraan bermotor pribadi di
Jakarta ini mendorong peralihan dari pemakai kendaraan umum ke angkutan
pribadi. Akhirnya pada gilirannya memperparah kemacetan, menurunkan kinerja
lalu lintas, meningkatkan kecelakaan dan memperparah kualitas udara kota
Jakarta
Langkah keenam, melakukan kebijakan mensubsidi angkutan umum. Dalam
konteks politik manajemen transportasi, hanya angkutan umum yang berhak atas
subsidi, bukan kendaraan pribadi (subsidi BBM). Namun yang terjadi yakni sebuah
kebijakan bodoh yakni faktanya, kini justru kendaraan pribadi yang dominan
menikmati subsidi setidaknya melalui subsidi BBM. Padahal dalam konteks tarif,
tidak seharusnya besaran tarif ditanggung semuanya oleh konsumen. Sebagian
tarif seharusnya menjadi beban (subsidi) pemerintah daerah Jakarta atau bahkan
pemerintah pusat. Kebijakan mensubsidi angkutan umum dan mencabut subsidi BBM
untuk memecahkan kemacetan dengan menekan penggunaan kendaraan bermotor karena
berbiaya tinggi ini justru kota besar dunia. Sebagai contoh di kota Turin
Italia, pengguna angkutan umum hanya menanggung 30% besaran tarif sedangkan
yang 70% dibebankan kepada pemerintah kota setempat. Begitu pula pemerintah
Italia untuk membangun infrastruktur transportasi angkutan umum biaya
ditanggung 60% oleh pemerintah pusat dan sisanya 40% oleh pemerintah daerah
(kotanya). Oleh karenanya, perlu dicarikan formulasi yang tepat untuk subsidi
angkutan umum ini.
Langkah ketujuh, melakukan perbaikan kelembagaan bisnis atau operator
angkutan (regular) yang ada sekarang. Kondisi bentuk kelembagaan operator
angkutan umum regular saat ini masih banyak yang tidak sesusia badan usaha
bisnisnya dan melanggar aturan manajemen angkutan umum. Kelembagaan angkutan
umum sesuai amanat Undang – Undang Nomor 22 tahun 2009 harus dikelola oleh
sebuah badan hukumnya. Badan hukum kelembagaan bisnisnya sebuah PT atau
Koperasi namun pengelolaannya mayoritas masih secara pribadi Individu).
Akibatnya adalah kesulitan dalam mengontrol, membina dan mengembangkan
pelayanan angkutan umum karena operator banyak sekali yang individu-individu
bukan sebuah manajemen badan hukum yang jelas. Kondisi ini selanjutnya membuat
pemerintah daerah Jakarta sangat kesulitan misalnya membuat apalagi menerapkan
Standar Pelayanan Minimum (SPM) bagi penggunanya. Secara nyata para operator
yang individu-individu ini sulit diatur dan dikontrol dan menimbulkan
persaingan yang tidak sehat antar operator angkutan umum. Sehingga jelas sangat
diperlukan evaluasi total kelembagaan pengelolaan angkutan umum, yakni harus
berupa badan hukum dan pengelolaannya bukan individu-individu.
Langkah kedelapan, pembatasan usia kendaraan bermotor yang beroperasi
di Jakarta. Pembatasan Usia Kendaraan Bermotor Umum perlu dilakukan agar ada
jaminan secara sistematis bahwa angkutan umum akan berkembang pelayannnya dan
tehknologi armadanya. Pengalaman di kota-kota di dunia saat ini terus
menetapkan dan mengkontrol ketat layanan angkutan umumnya melalui kebijakan
pembatasan usia armadanya. Pembatasan itu juga membuat pemilik kendaraan
bermotor yang tua diharuskan membayar pajak yang lebih tinggi berlipat ganda
dibandingkan kendaraan bermotor usia lebih muda. Begitu pula perkembangan
tehknologi angkutan umum ini akan memberikan angkutan umum yang terus
berkembang fasilitas kenyamanan, kemanan dan keterjangkauannya. Kondisi
berkembangnya angkutan umum secara teratur lewat pembatasan usia armadanya akan
memberikan dorongan pengguna kendaraan pribadi berpindah ke angkutan umum
sehingga menurunkan jumlah kendaraan yang turun ke jalan yang pada akhirnya
berimbas pada berkurangnya polusi di jakarta.
Langkah kesembilan, melakukan restrukturisasi Dinas Perhubungan menjadi
Dinas Transportasi dan Infrastruktur Jakarta. Sebagai penunjang penting dalam revitalisasi
pelayanan angkutan umum adalah juga perlu dilakukan peningkatan kapasitas
institusi yang yang menangani angkutan umum itu sendiri. Untuk itu langkah ke
delapan yang harus dilakukan untuk merevitalisasi angkutan umum adalah
merestrukturisasi organisasi Dinas Perhubungan menjadi Dinas Transportasi dan
Infrastruktur. Restrukturisasi Dinas Perhubungan ini perlu untuk meningkatkan
kinerja pengelolaan transportasi dilakukan melalui penggabungan beberapa Satuan
Kerja/Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta yang
terkait pengelolaan transportasi. Pemberdayaan penggabungan fungsi ini
dilakukan terhadap Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota,
dan UPT Parkir ke dalam satu lembaga (Dinas) baru seperti yang dilakukan oleh
Singapura melalui Land Transport Authority (LTA)nya dan Jepang dengan Ministry
of Land, Infrastructure, and Transport-nya. Penggabungan ini dilakukan dalam
rangka mewujudkan pengelolaan transportasi yang terpadu, efektif, dan efisien
serta di dalam satu koordinasi.
Setidaknya Sembilan langkah inilah yang harus
dilakukan agar ada pengaruh signifikan memecahkan masalah polusi Jakarta dengan
pintu revitalisasi angkutan umumnya. Guna mendukung upaya revitalisasi layanan
angkutan umum ini juga bisa dibantu dengan sebuah tim adhoc di bawah gubernur
Jakarta untuk menyusun strategi dan skenario revitalisasi manajemen angkutan
umum. Tim ini bisa terdiri dari pihak independen yang berkompeten di bidang
transportasi. Diharapkan dengan tim ad-hoc ini proses revitalisasi akan
mengalami percepatan; Tim ini juga berfungsi mengawal proses revitalisasi
manajemen angkutan umum di Jakarta yang akan dijalankan oleh Dinas Perhubungan
atau Dinas Transportasi dan Infrastruktur. Perbaikan dan revitalisasi ini
mendesak dilakukan demi keyakinan bahwa polusi Jakarta tidak semakin parah
sebagaimana disampaikan banyak ahli transportasi atas akutnya masalah polusi di
Jakarta. Tentu Sembilan langkah ini juga membutuhkan kemauan bekerja bersama
antara pengelola kota Jakarta dan pemerintah pusat. Tanpa ada dukungan nyata
dari pemerintah pusat maka Jakarta yang indah, bebas polusi dan bagus layanan
angkutan umumnya akan tinggal sebagai ilusi. Semoga pada tahun 2014 mendatang
ada langkah dan upaya nyata bersama menyelesaikan polusi kota Jakarta tercinta
ini.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Untuk mengatasi
penyebaran virus Hepatitis A di Depok yang merupakan Kejadian Luar biasa
disebabakan oleh gaya hidup yang tidak sehat, pencemaran lingkungan, dan
terlalu padatnya penduduk. Tetapi penyebaran virus Hepatitis A dapat dicegah
dengan memulai budaya hidup sehat dan lingkungan sehat. Dengan selalu menjaga
lingkungan serta diri kita tetap sehat maka penyebaran virus Hepatitis A dapat
dihindari. Penyebaran virus Hepatitis A ini juga dapat dikurangi dengan
E-Health dan Toilet Pengomposan. Dengan adanya E-Health, makan pengobatan
masyarakat yang terkena Hepatitis A akan cepat dan penyebaranpun dapat ditekan.
Serta dengan adanya Toilet Pengomposan, bakteri yang menyebar melalui saluran
air dapat dikurangi dengan Toilet Pengomposan. Dengan terjadinya fenomena
benacana non-alam, yaitu penyebaran virus Hepatitis A maka kita segabai manusia
harus menjaga dan memanfaatkan lingkungan kita agar tetap bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
2011. Depok KLB Hepatitis A. regional.kompas.com
(diakses pada 22Oktober 2013)
Mustofa, Syazili. 2013. Penyakit Hepatitis A. staff.unila.ac.id/syazilimustofa
(diakses pada 22Oktober 2013)