Sunday 4 May 2014

Makalah Revitalisasi Angkutan Umum sebagai Upaya Mengurangi Polusi Jakarta



UI BLACK.JPG
MAKALAH
Mata Kuliah MPKT B
Revitalisasi Angkutan Umum sebagai Upaya
Mengurangi Polusi Jakarta

Dikerjakan Oleh : Home Group 3
Agung Septa Pratama                   (1306402186)
Desi Wulandari                             (1306365594)
Rendy Hasiolan Nainggolan         (1306402841)
Sekarini Andika Permatasari         (1306443601)
Siti Hanum Salsabilah                   (1306397532)
Tri Widjaya Putranto                    (1306364963)
Vito Giovani Amin                       (1306441981)
         

Program S1
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
Depok
2013



HALAMAN PENGESAHAN

MAKALAH TUGAS MATA KULIAH MKPTB

Revitalisasi Angkutan Umum sebagai Upaya
Mengurangi Polusi Jakarta
TANGGAL 16 OKTOBER S/D 24 OKTOBER 2013


Ketua




AGUNG SEPTA PRATAMA

Penulis



        DESI WULANDARI                                        RENDY H. NAINGGOLAN




SEKARINI A. PERMATASARI                                  SITI H. SALSABILAH




  TRI WIDJAYA PUTRANTO                                    VITO GIOVANI AMIN



Mengesahkan,
Dosen Pendamping MPKT B-H


Dita Arifa Nurani S.Si., M.Si., M.Sc.
NIP


KATA PENGANTAR        
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa  karena dengan rahmat dan karunia, kelompok kamidapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah MPKTB Universitas Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini,kelompok kami/penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
  1. Dita Arifa Nurani S.Si., M.Si., M.Sc selaku dosen pembimbing mata kuliah MPKTB yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
Tak ada gading tak retak, penulis sadar kesempurnaan masih sangat jauh dari makalah yang kelompok kami buat.Oleh karena itu, kelompok kami/ penulis mengharapkan saran ataupun kritik untuk memperbaiki makalah ini di kemudian hari.
Akhir kata, kelompok kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat dunia.




Depok, 26 Oktober 2013


Penulis

DAFTAR ISI

Lembar Judul i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v

BAB I :PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah 4
1.2 Pokok Permasalahan 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 5
1.4 Landasan Teori 5
1.4.1 Penyakit dan Hepatitis x
1.4.2 Manager Alam x

BAB II :PEMBAHASAN
2.1 Keterkaitan Wacana dengan Teori Pokok Bahasan x
2.2 Cara Penanggulangan x

BAB III :KESIMPULAN
Kesimpulan x

DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Jakarta merupakan salah satu kota penting bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan  Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan bisa dikatakan sebagai pusat kegiatan masyarakat Indonesia. Sebagai Ibu Kota negara Indonesia, Jakarta juga merupakan pusat pemerintahan dan sentral seluruh kegiatan.Sebagai sentral, didalamnya terdapat berbagai macam kegiatan industri.Kondisi itu menyebabkan Jakarta menjadi daya tarik bagi banyak orang, terutama masyarakat yang tinggal di pedesaan.  Mereka berbondong-bondong pergi ke Jakarta dengan tujuan untuk mendapatkan pekerjaan dan memperbaiki kondisi ekonomi menjadi lebih baik.Perpindahan masyarakat desa ke Jakarta menyebabkan banyak masalah yang timbul.Banyaknya penduduk yang tinggal di Jakarta membuat penuh dan sesak serta dibanjiri oleh ala transportasi umum yang setiap hari semakin bertambah.Hal itu menyebabkan kondisi udara di wilayah Jakarta menjadi tidak sehat lagi.Bukan hanya transportasi umum seperti angkot dan bus saja yang menyumbang pencemaran udara di Jakarta, masih banyak faktor-faktor lain yang mendukung pencemaran udara di Jakarta.
Angkutan umum yang lamban dengan waktu perjalanan yang lama, tidak aman dan tidak nyaman membuat masyarakat enggan untuk menggunakan angkutan umum sehingga penggunaan kendaraan pribadi kian meningkat, serta industri yang jumlahnya semakin meningkat membuat polusi udara di Jakarta kian terasa.
Dalam makalah kali ini akan dibahas mengenai upaya penurunan polusi Jakarta dengan cara merevitalisasi angkutan umum.




1.2    Pokok Permasalahan
1.      Apakah polusi itu?
2.      Bagaimanakah tingkat polusi di Jakarta?
3.      Faktor apa sajakah yang membuat masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada angkutan umum?
4.      Bagaimana penggunaan transportasi umum dapat mempengaruhi tingkat polusi udara ?
5.      Apa saja langkah-langkah revitalisasi angkutan umum?

1.3         Tujuan dan Manfaat
Sehubungan dengan adanya suatu hal yang melatarbelakangi masalah, maka ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini, yakni:
1.      Memahami apa itu polusi dan penyebabnya
2.        Mengetahui tingkat polusi udara di Jakarta
3.      Mengetahui bagaimana penggunaan angkutan umum oleh masyarakat dapat mempengaruhi tingkat polusi udara
4.        Mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam revitalisasi angkutan umum

1.4  Landasan Teori
1.4.1 Pencenmaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Sumber Polusi Udara
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global (global warming) yg memengaruhi;
Kegiatan manusia
  • Transportasi
  • Industri
  • Pembangkit listrik
  • Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
  • Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber alami
  • Gunung berapi
  • Rawa-rawa
  • Kebakaran hutan
  • Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
Sumber-sumber lain
  • Transportasi amonia
  • Kebocoran tangki klor
  • Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah
  • Uap pelarut organik

Jenis-jenis bahan pencemaran udara

  • Karbon monoksida
  • Oksida nitrogen
  • Oksida sulfur
  • CFC
  • Hidrokarbon
  • Volatile Organic Compounds
  • Partikulat

Dampak

Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

Hujan asam

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
  • Mempengaruhi kualitas air permukaan
  • Merusak tanaman
  • Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
  • Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
  • Peningkatan suhu rata-rata bumi
  • Pencairan es di kutub
  • Perubahan iklim regional dan global
  • Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

1.4.2. Manager Alam
1.      E-Health
E-Health adalah pelayanan kesehatan berbasis internet, meliputi pemantuan kesehatan masyarakat, pengendalian kesehatan, penelitian dan pendidikan di bidang kesehatan dan pelayanan pasien.Dalam pelaksanaan layanan e-health akan mengalami kendala, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal.Pada faktor internal ini, hal yang menyebabkannya adalah kepengurusan dalam hal e-health ini sendiri yang disebabkan oleh ketenagakerjaan yang tidak serius dalam melaksanakan tugasnya.Hal ini terjadi karena ketidakpedulian pegawai terhadap kesehatan masyarakat. Kepedulian tersebut akan sangat penting dimana saat bekerja bukan hanya mengemban kewajiban dari tugas pekerjaan tetapi juga rasa kepedulian antar sesama perlu ditumbuhkan pada bidang kesehatan ini agar terciptanya masyarakat yang memang sehat.Faktor eksternal biasanya diluar dari kepengurusan layanan e-health ini sendiri.Kita dapat mengambil contoh dengan melihat dari aplikasi IPTEK yang terkadang tidak dapat memfalisitasi dengan baik dalam pelayanan e-health ini.Hal lain difaktor eksternal terdapat juga  kesenjangan digital. Kesenjangan digital yang dimaksud dalam kasus ini adalah kepemilikan alat-alat IPTEK yang biasanya terbatas dimiliki oleh beberapa masyarakat saja.Dukungan pemerintah terhadap program e-health tertulis dalam KepMenKes RI No. 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN), yang kemudian diikuti dengan KepMenKes RI No. 192/MENKES/SK/VI/2012 tentang Roadmap Rencana Aksi Penguatan Sistem Informasi Kesehatan Indonesia.SKN bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Informasi kesehatan memiliki bentuk pokok pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK), direalisasikan melalui roadmap SIK tiap kurang lebih 4 tahun yang bertujuan untuk mencapai Indonesia Sehat 2025. Sistem Informasi Kesehatan terbagi menjadi dua, yaitu SIK daerah dan SIK lain. Salah satu programnya yaitu PLIK (Pusat Layanan Internet Kecamatan.)Dukungan Komunitas, yaitu:
·         Pemanfaatan teknologi informasi untuk kesehatan menarik minat berbagai komunitas untuk dapat turut membantu perkembangan e-health di Indonesia.
·         Di tingkat Internasional terdapat IMIA (Internasioanl Medical Informatics Association) merupakan sebuah komunitas medical dari Amerika yang mendukung e-health di Indonesia
·         Di tingkat regional terdapat APAMI (Asia Pacific Association of Medical Informatics) merupakan suatu komunitas di Asia Pasifik yang mendukung perkembangan e-health di Indonesia.
·         Di tingkat nasional terdapat PIKIN (Perhimpunan Informatika Kesehatan Indonesia). PIKIN terdiri dari individu atau institusi yang berasal dari dunia kesehatan maupun dari bidang TIK. PIKIN juga telah membantu menyusun kerangka kompetensi informatika kesehatan.
·         Komunitas-komunitas ini mendukung perkembangan e-health di Indonesia dari sisi penelitian, pengembangan maupun diseminasinya.
Penerapan E-Health, yaitu:
·         Medical Record : rekam riwayat penyakit yang pernah diderita pasien yang nantinya akan terinstall dalam E-KTP masing-masing penduduk.
·         Prescribing : penerapan resep elektronik (e-prescriptions). Hal ini memudahkan masyarakat dalam mendapatkan resep dari layanan kesehatan.
·         Telemedicine :akses cepat untuk memberikan keahlian medis  jarak jauh menggunakan jaringan internet sehingga tidak tergantung dimana posisi pasien itu berada.
·         Surveilans Epidemiologis :kumpulan data penyakit yang diobservasi untuk mengetahui tren dan mendeteksi perubahan kejadian penyakit tersebut secara dini.
·         Sistem Informasi Geografis (SIG) di bidang kesehatan, sangat berguna untuk menampilkan berbagai peta tematik kesehatan. SIG sangat membantu otoritas kesehatan untuk mengambil kebijakan secara cepat dan tepat.
·         Reservasi online di rumah sakit dan puskesmas.



2.      Pembangunan Berkelanjutan
1.      Material Baru dan Terbarukan
Material di bumi ini sangat banyak yang terdiri dari lima jenis termasuk material mutakhir. Salah satu contoh material mutakhir ini adalah biomaterial. Penerapaannya adalah cincin pada jantung. Biomaterial ini berbeda dengan material lainnya karena dapat menyesuaikan dengan tubuh.
·         Logam dibagi menjadi ferrous dan nonferrous. Ferrous adalah besi dan baja sedangkan nonferrous adalah selain besi dan baja seperti alumunium, nikel, tembaga, dan lain-lain.
·         Keramik dibagi menjadi 6 kelas, yaitu glass, clay product, refractories, abrasives, cements, dan advance ceramics. Proses pembuatannya dibagi menjadi Glass Forming, Particulate Forming, dan Cementation.
·         Komposit terdiri dari matrix dan penguat. Ada 4 jenis komposit, yaitu ceramic matrix material, polimer matrix material, carbon & graphite matrix material, dan metal matrix material.
·         Polimer dibagi menjadi 2, yaitu Polimer alami dan polimer buatan. Polimer buatan dibagi menjadi 2, yaitu Termoplas dan Termoset.
·         Material Mutakhir merupakan material yang berasal dari polimer sintetis, logam, keramik, dan komposit yang difabrikasikan dan dimanufakturkan dengan teknologi khusus.

2.      Infrastruktur Berkelanjutan
·         Infrastruktur Berkelanjutan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu Faktor, Aspek, Jenis, Alasan, dan Cara.
1.      Faktornya terdiri dari manusia, kemakmuran, dan planet.
2.      Aspeknya teridiri dari sosial, lingkungan, dan ekonomi.
3.      Jenisnya terdiri dari design sustainable, konstruksi sustainable, dan perawatan dan penanganan sustainable.
4.      Alasannya terdiri dari Jumlah Penduduk, polusi, hujan tropis, dan kenaikan temperatur bumi.
5.      Caranya terdiri dari NYC Plan dan Hammarby Model.

3.      Teknologi Ramah Lingkungan
·         Teknologi Ramah Lingkungan terdiri dari alasan dan proyek.
1.      Alasan terdiri dari polusi tanah, air, dan udara.
2.       Proyek terdiri dari Toilet Pengomposan, Sel bahan bakar,Tenaga Angin, Tenaga Surya, Hidroelektrik, dan mobil listrik.

3.      Masalah Kependudukan
                Pertambahan penduduk di Bumi mengakibatkan beberapa masalah untuk lingkungan karena penduduk bumi yang berlebihan. Penduduk bumi dengan usia harapan hidup yang lebih tua serta teknologi modern yang akan mengakibatkan dampak bagi lingkungan di desa maupun kota. Ramalan Malthus merupakan ramalan oleh suatu pakar populasi dari Inggris lebih dari 200 tahun yang lalu yang mengatakan bahwa pada suatu saat pertumbuhan penduduk di Bumi akan melebihi daya dukung sumber alam. Di Indonesia terjadi pertumbuhan penduduk eksponensial sejak tahun 1600 sampai dengan tahun 2008.
            Transisi Demografik adalah proses perubahan kematian dan kelahiran yang berlangsung dari tingkatan yang tinggi ke tingkatan yang rendah dalam suatu kurun waktu pada masyarakat tertentu. Kemajuan kesehatan dapat mempengaruhi transisi demografik dengan menurunkan angka kematian.
            Kepadatan populasi merupakan salah satu faktor penyebab penyebaran penyakit, dimana makin padat penduduk makin mudah bibit penyakit menular dari satu individu ke individu lainnya akibat ruang dan lingkungan udara yang sempit atau terbatas.Pola makan sangat memmpengaruhi pola hidup seseorang karena dengan pola makan yang baik tubuh pun akan menerima energi yang baik juga. Lingkungan sekitar juga penting bagi kehidupan kita, lingkungan yang kotor merupakan sumber penyakit sedangkan lingkungan bersih tidak ada sumber penyakit.Oleh karena itu, kita harus memilih tinggal di lingkungan yang sehat agar terhindar dari segala sumber penyakit, dan juga harus memiliki pola hidup yang sehat agar menjadi manusia yang healty.
            Hubungan antara pertumbuhan populasi dengan perubahan usia harapan hidup yaitu berbanding lurus, karena jika usia harapan hidupnya semakin tinggi maka pertumbuhan populasi di daerah tersebut semakin tinggi dikarenakan kemampuan mereka untuk bertahan di daerah tersebut semakin lama yang menyebabkan angka populasi meningkat yaitu angka kelahiran lebih besar angka kematian dan sebaliknya.Usia harapan hidup adalah salah satu penyebab suatu populasi itu bertambah atau berkurang.Perubahan usia harapan hidup bisa ke arah yang lebih baik atau juga yang lebih buruk, tergantung dari apa yang masyarakat lakukan. Perubahan usia harapan hidup yang lebih buruk bisa karena sumber penyakit ataupun gaya hidup yang tidak sehat, hal ini menyebabkan populasi manusia akan berkurang. Sebaliknya perubahan hidup yang baik akan menyebabkan populasi manusia akan bertambahkan karena ditunjang oleh pelayanan kesehatan yang lebih baik.

4.      Hidup Sehat
Sehat adalah sebuah keadaan fisik, sosial dan mental yang baik dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.Sehat juga dapat diartikan bebas dari segala penyakit, luka, dan segala rasa sakit. 3 faktor utama yang paling penting yang mempengaruhi kesehatan adalah gaya hidup, lingkungan, dan biomedis (semua aspek dari kesehatan, fisik dan mental, yang dipengaruhi oleh genetik). Cara yang dapat dilakukan demi meningkatkan kesehatan adalah dengan latihan, tidur yang cukup, menjunjung tinggi berat tubuh seimbang, dan sangat menghindari merokok.
Untuk mencapai hidup yang sehat dapat dimulai dari mempelajari tentang lingkungan yang sehat. Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari dinamika hubungan interaktif amtara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan, bahan, zat atau kekuatan di sekitar manusia, yang menimbulkan ancaman, atau berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat, serta mencari upaya-upaya pencegahan. Ciri-ciri Lingkungan sehat, yaitu udara bersih dan segar, tanah yang subur, sumber air yang bersih, air sungai yang mengalir terlihat bersih dan jernih, sampah tidak berserakan, banyak tumbuhan hijau yang tumbuh dengan subur.
Selain faktor lingkungan juga dilihat dari factor rumah sehat. Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai, dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Fasilitas yang harus dimiliki rumah sehat yaitu penyediaan air bersih yang cukup, ada tempat pembuangan tinja, tempat pembuangan air limbah, tempat pembuangan sampah, fasilitas dapur yang memadai, ada tempat berkumpul keluarga dan serambi (untuk rumah pedesaan). Rumah di Indonesia yang sudah memenuhi kriteria rumah sehat yakni 43,89%, pembuangan limbah yang memenuhi kriteria sebesar 62,11%, dan jamban yang memenuhi kriteria sebesar 46,54%.
Makanan sehat sangat berperan dalam diet seimbang karena diet seimbang itu sendiri membutuhkan nutrisi yang seimbang. Diet Seimbang adalah proses mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang seimbang (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit). Nutrisi yang seimbang terbagi lagi ke dalam dua kategori yaitu Makro Nutrisi dan Mikro Nutrisi.Makro Nutrisi adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang besar, contohnya adalah Lemak, Karbohidrat, Protein, dan Air.Sedangkan Mikro Nutrisi adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang kecil, contohnya adalah Vitamin, Mineral, Antioksidan. Penyakit seperti stres dapat diatasi dengan beberapa cara, diantaranya melakukan kebiasaan olahraga secara teratur, hidup di lingkungan kondusif, sering menghirup udara yang kaya akan oksigen, serta mengatur pola makan yang sehat. Pola makan sehat dapat kita atur dengan mudah. Bukan hanya penempatan waktu makan, namun juga makanan apa saja yang seharusnya kita makan agar efek dari stress tidak merusak tubuh kita.

5.      Pencemaran Lingkungan
Polutan dianggap berbahaya karena ketika polutan lepas di udara, polutan akan pergi jauh ke seluruh penjuru dunia dan jika sudah terlepas ke udara atau ke bumi, polutan tidak akan menghilang. Hampir semua polutan merupakan toksik.Toksik adalah racun yang bisa menyebabkan suatu penyakit pada manusia.Bahkan beberapa toksik dari polutan bersifat karsinogenik, yaitu dapat menyebabkan kanker pada manusia.Polutan juga dapat menyebabkan infeksi.Contohnya seperti virus yang dapat menyebar lebih cepat seiring banyaknya polutan yang menyebar ke seluruh dunia.Polutan dapat menyebabkan daya tahan tubuh seseorang melemah. Ketika imunitas melemah akibat antibodi yang sedang melawan polutan, pada saat bersamaan virus akan masuk lebih mudah.
Syarat-syarat air bersih terdiri dari jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung zat-zat berbahaya, dan tidak mengandung kuman penyakit.Syarat-syarat air bersih ini sebagai parameter kualitas air.Air yang tercemar mengandung asam, garam, logam beracun, dan juga mengandung pupuk anorganik (garam nitrat dan fosfat yang terlarut). Zat-zat organik akan mengalami pembusukan menghasilkan senyawa-senyawa lain yang berascun, menurunkan kadar oksigen terlarut, meningkatkan suhu dan menurunkan keasaman (PH), warna air akan berubah menjadi coklat kehitaman dan apabila oksigen benar-benar habis akan mengeluarkan bau busuk yang menyegat. Proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba dan bakteri lainnya yang bertujuan mengurangi pathogen yang ada, proses ini menggunakan proses klorinator atau sterilisasi dengan menggunakan kaporit. Penyalahgunaan dan pencemaran air dapat disebabkan oleh bidang  pertanian, industri, dan rumah tangga. Bidang pertanian dapat disebabkan oleh sistem pengairan yang tidak baik, yaitu sistem irigasi yang kecil dan penggunaan pestisida dimana sisa-sisa pestisidanya dapat terbawa air sungai sehingga dapat mencemari air.Bidang industri dapat diakibatkan oleh pembuangan limbah secara tidak bertanggung jawab tanpa pengolahan langsung ke sungai-sungai dan mencemari sumber air.Dalam rumah tangga pencemaran air juga dapat dilakukan baik membuang sampah pada sungai, penggunaan sabun yang terbuang sehingga menuju sungai dan bercampur dengan sumber air.Dari penyalahgunaan dan pencemaran air tersebut dapat mengakibatkan berbagai macam permasalahan. Salah satunya permasalahan timbulnya penyakit seperti diare, cacingan, sakit kulit dan lain-lain

6.      Mitigasi
            Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.Bencana ini dapat terjadi karena kecelakaan kerja.Bencana dibagi menjadi dua faktor berdasarkan penyebabnya, yaitu faktor alam dan faktor manusia/non alam.Contoh bencana akibat faktor alam, yaitu Kebakaran hutan, angin ribut, Tsunami, Letusan Gunung Berapi, kekeringan, badai, gempa bumi, tanah longsor. Contoh bencana akibat faktor manusia, yaitu serangan teroris, gagal teknologi. Contoh bencana akibat faktor non alam, yaitu wabah penyakit. Akibat dari bencana ini adalah timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerusakan harta benda, dan dampak psikologis.
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, dalam bentuk pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.Tujuan mitigasi bencana yaitu mengurangi suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yg meluas pada kehidupan manusia.Kegiatan mitigasi bencana terdiri dari:
1.      Pengenalan dan pemantauan bencana
2.      Pengurangan resiko bencana, contohnya adalah penyuluhan, pencegahan, pembangunan fisik, dan penetapan peraturan.
3.      Penanggulangan bencana, contohnya adalah peringatan dini, tanggap darurat, dan pemulihan (recovery).
Sistem peraturan dan perundangan tentang mitigasi bencana yaitu UU No. 24/2007.Kebijaksanaan penanggulangan bencana di Indonesia didasarkan pada asas-asas yaitu, kebersamaan dan kesukarelaan, koordinasi dan integrasi, kemandirian, cepat dan tepat, prioritas, siap siaga, dan kesemestaan. Suatu bencana yang dampaknya besar bagi populasi manusia, serta korbannya terus meningkat dalam kurun waktu tertentu statusnya dapat ditetapkan menjadi Kejadian Luar Biasa.
Kejadian Luar Biasa (KLB) Timbulnya suatu kejadian (kesakitan/ kematian) dan atau meningkatnya suatu kejadian (kesakitan/ kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk  dalam kurun waktu tertentu (sumber: UU wabah 1969).  Kriteria kejadian luar biasa mencakup 4 hal yaitu
a.      Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada.
b.      Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktuberturut-turut (jam, hari, minggu).
c.       Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebihdibandingkan dengan periode sebelumnya.
d.      Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rataperbulan dalam tahun sebelumnya.
Wabah adalah Peningkatan kejadian (kesakitan/ kematian) yang meluas secara cepat baik dalam jumlah jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.























BAB II
PEMBAHASAN

4.1  Keterkaitan Wacana dengan Teori Pokok Bahasan
              Sesuai dengan kriteria Kejadian Luar Biasa, maka kasus menyebarnya Virus Hepatitis A di Depok ini merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB) sesuai dengan kriteria nomor 2 dan Keputusan Dirjen PPM&PLP No. 451-I/PD.03.04/1999. Penyebaran Virus Hepatitis A ini merupakan bencana non-alam karena disebabkan oleh penyakit. Akibat dari bencana ini adalah timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerusakan harta benda, dan dampak psikologis.Untuk kasus penyebaran virus Hepatitis A ini menyebabkan tidak menyebabkan dampak korban meninggal tetapi korban yang terkena mengalami peningkatan.
      Jika dikaitkan dengan teori pokok bahasan, maka kemungkinan besar penyebab menyebarnya virus Hepatitis A di Depok ini disebabkan 3 hal, yaitu:
a.       Gaya Hidup Tidak Sehat
Gaya hidup tidak sehat warga Depok, seperti makanan dan minuman yang tidak higienis dapat menyebabkan gangguan metabolisme terhadap tubuh. Banyak pedagang yang menjual dagangannya di jalan raya tanpa memikirkan kebersihan mengenai produk yang dijualnya. Hal inilah yang menyebabkan ketidakhigienisan makanan ataupun minimuman yang dijual. Makanan dan minuman yang tidak higienis ini dapat membuat ginjal di tubuh manusia disfungsi karena racun yang berasal dari makanan dan minuman tersebut.



b.      Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan yang disebabkan industri, pertanian, dan rumah tangga menyebabkan penyebaran penyakit yang sangat cepat. Limbah industri yang dialirkan ke sungai meyebabkan air sungai terkontaminasi. Sehingga masyarakat yang masih menggunakan sungai sebagai MCK (Mandi, Cuci, Kakus) akan terkena dampaknya. Penyebaran virus Hepatitis A inipun akan semakin meningkat. Pertanian yang menggunakn pestisida juga akan memberikan dampak yang sangat besar dalam penyebaran virus Hepatitis A. Pestisida akan mengalir ke saluran air dan berakhir di sungai. Hal inilah yang mencemari sungai dan meningkatkan penyebaran virus Hepatitis A. Rumah Tangga yang tidak higienis juga menyebabkan penyebaran Hepatitis A semakin meningkat.
c.       Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kota Depok dapat dikategorikan cukup padat. Lingkungan yang padat akan mengakibatkan udara yang keluar dan masuk akan sulit untuk bertukar sehingga udara akan terus mengendap. Hal inilah yang menyebabkan virus Hepatitis A semakin cepat menyebar. Penduduk yang terlalu padat juga menyebabkan sistem saluran air yang tidak berjalan baik sehingga virus Hepatitis A dapat berkembang biak dan cepat menyebar.


4.2  Langkah-langkah revitalisasi
Sebagai salah satu cara yang ditawarkan untuk mengatasi masalah polusi di jakarta, revitalisasi transportasi umum sudah sangat mendesak untuk dilakukan. Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam merevitalisasi transportasi umum
Langkah pertama, Penegakkan Hukum. Minimnya penegakkan hukum saat ini membuat tidak disiplinnya para awak atau pengemudi angkutan umum. Para pengemudi terlihat jadi biasa dan bebas melakukan pelanggaran hukum atau aturan lalu lintas. Kebebasan itu sangat terlihat seperti hal bus angkutan umum saat menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat tanpa menghitung kemanan penumpangnya. Begitu pula sulitnya mencari penumpang dan mengejar target setoran harian, membuat para pengemudi angkutan umum berhenti dan menjadikan setiap jalan sebagai terminal liar. Akibatnya adalah penumpukan kendaraan lain di belakang yang menimbulkan kemacetan sekaligus polusi yang serius.

Langkah kedua, mengadakan Standar Pelayanan Minimum (SPM) bagi angkutan umum di Jakarta. Sesuai dengan norma hukum yakni dalam pasal 141 dan pasal 198 UU no: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diatur bahwa setiap layanan angkutan umum harus mempunyai SPM. Keberadaan SPM ini akan melindungi hak konsumen atau pengguna angkutan umum untuk mendapatkan jaminan pelayanan yang baik, nyaman serta aman sehingga pada akhirnya akan menarik minat lebih banyak orang untuk menggunakan angkutan umum. Tanpa SPM maka konsumen sebagai pengguna angkutan umum akan banyak terlanggar hak-haknya seperti sekarang ini. Saat ini seringkali terjadi kecelakaan lalu lintas dimana awak angkutan umum yang ugal-ualan membahayakan penumpangnya, kondisi bus yang sudah sangat rusak tak terawat dan maraknya krimininalitas serta pelecehan di angkutan umum. Dalam aturan hukum yang ada di UU nomor: 22 tahun 2009 diatur bahwa perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan minimal, memenuhi bagi penggunanya berupa: keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, keteraturan dan mengakomodir kebutuhan penyandang cacat. Melihat aturan ini sebenarnya Dinas Perhubungan Pemprov Jakarta tinggal mengadopsi dan mengimplementasikan saja aturan SPM tersebut di Jakarta.

Langkah ketiga, melakukan Evaluasi Trayek Angkutan Umum Eksisiting (Reguler). Harus diakui dan dilakukan sebuah evaluasi atau restrukturisasi trayek dengan berorientasi sebagai feeder untuk kereta api dan Transjakarta. Pada tataran operasional banyak trayek angkutan umum tumpang tindih. Trayek yang tumpang tindih tersebut tidak hanya berdampak bagi pengguna, tetapi juga bagi pengusaha dan pengemudi. Terjadi persaingan tidak sehat karena tidak aksesnya dan tidak terintegrasinya trayek yang sudah ada. Kondisi ini mengakibatkan pengguna angkutan umum harus melakukan banyak perpindahan moda lain seperti taksi atau ojek dan akhirnya mengakibatkan biaya tinggi bagi pengguna angkutan umum. Bahkan, trayek yang tumpang tindih ini bisa memicu masalah keselamatan. Oleh karenanya, diperlukan adanya evaluasi trayek (semacam re-routing) secara menyeluruh terhadap operasional angkutan umum existing, di Jakarta.

Langkah keempat, memperbaiki layanan kereta api komuter Jabodetabek. Idealnya, angkutan kereta api menjadi tulang punggung (Back Bone) sarana angkutan umum massal di Jakarta dan sekitar (Jabodetabek). Revitalisasi ini merupakan wujud satu kesatuan dari revitalisasi angkutan umum berbasis jalan raya serta berbasis rel yakni kereta api. Idealnya juga adalah pengelolaan kereta api haruslah di bawah kendali Gubernur Jakarta tidak seperti sekarang, gubernur tidak memiliki otoritas apa pun dalam mengontrol operasional kereta api di Jakarta. Sehubungan dengan ini maka sudah saatnya PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) memberikan ruang juga pada pemerintah provinsi Jakarta sebagai salah satu operator kereta api komuter.

Langkah kelima, meningkatkan biaya penggunaan kendaraan bermotor pribadi di Jakarta. Saat ini pengguna kendaraan pribadi sangat dimanjakan dan enak sekali. Betapa tidak, hingga saat ini pengguna kendaraan pribadi sangat murah biaya parkirnya, bias parkir dimana saja, dapat subsidi BBM dan bebas berkeliling kota tanpa bayar. Issue murah berkendaraan bermotor pribadi di Jakarta ini mendorong peralihan dari pemakai kendaraan umum ke angkutan pribadi. Akhirnya pada gilirannya memperparah kemacetan, menurunkan kinerja lalu lintas, meningkatkan kecelakaan dan memperparah kualitas udara kota Jakarta

Langkah keenam, melakukan kebijakan mensubsidi angkutan umum. Dalam konteks politik manajemen transportasi, hanya angkutan umum yang berhak atas subsidi, bukan kendaraan pribadi (subsidi BBM). Namun yang terjadi yakni sebuah kebijakan bodoh yakni faktanya, kini justru kendaraan pribadi yang dominan menikmati subsidi setidaknya melalui subsidi BBM. Padahal dalam konteks tarif, tidak seharusnya besaran tarif ditanggung semuanya oleh konsumen. Sebagian tarif seharusnya menjadi beban (subsidi) pemerintah daerah Jakarta atau bahkan pemerintah pusat. Kebijakan mensubsidi angkutan umum dan mencabut subsidi BBM untuk memecahkan kemacetan dengan menekan penggunaan kendaraan bermotor karena berbiaya tinggi ini justru kota besar dunia. Sebagai contoh di kota Turin Italia, pengguna angkutan umum hanya menanggung 30% besaran tarif sedangkan yang 70% dibebankan kepada pemerintah kota setempat. Begitu pula pemerintah Italia untuk membangun infrastruktur transportasi angkutan umum biaya ditanggung 60% oleh pemerintah pusat dan sisanya 40% oleh pemerintah daerah (kotanya). Oleh karenanya, perlu dicarikan formulasi yang tepat untuk subsidi angkutan umum ini.

Langkah ketujuh, melakukan perbaikan kelembagaan bisnis atau operator angkutan (regular) yang ada sekarang. Kondisi bentuk kelembagaan operator angkutan umum regular saat ini masih banyak yang tidak sesusia badan usaha bisnisnya dan melanggar aturan manajemen angkutan umum. Kelembagaan angkutan umum sesuai amanat Undang – Undang Nomor 22 tahun 2009 harus dikelola oleh sebuah badan hukumnya. Badan hukum kelembagaan bisnisnya sebuah PT atau Koperasi namun pengelolaannya mayoritas masih secara pribadi Individu). Akibatnya adalah kesulitan dalam mengontrol, membina dan mengembangkan pelayanan angkutan umum karena operator banyak sekali yang individu-individu bukan sebuah manajemen badan hukum yang jelas. Kondisi ini selanjutnya membuat pemerintah daerah Jakarta sangat kesulitan misalnya membuat apalagi menerapkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) bagi penggunanya. Secara nyata para operator yang individu-individu ini sulit diatur dan dikontrol dan menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar operator angkutan umum. Sehingga jelas sangat diperlukan evaluasi total kelembagaan pengelolaan angkutan umum, yakni harus berupa badan hukum dan pengelolaannya bukan individu-individu.

Langkah kedelapan, pembatasan usia kendaraan bermotor yang beroperasi di Jakarta. Pembatasan Usia Kendaraan Bermotor Umum perlu dilakukan agar ada jaminan secara sistematis bahwa angkutan umum akan berkembang pelayannnya dan tehknologi armadanya. Pengalaman di kota-kota di dunia saat ini terus menetapkan dan mengkontrol ketat layanan angkutan umumnya melalui kebijakan pembatasan usia armadanya. Pembatasan itu juga membuat pemilik kendaraan bermotor yang tua diharuskan membayar pajak yang lebih tinggi berlipat ganda dibandingkan kendaraan bermotor usia lebih muda. Begitu pula perkembangan tehknologi angkutan umum ini akan memberikan angkutan umum yang terus berkembang fasilitas kenyamanan, kemanan dan keterjangkauannya. Kondisi berkembangnya angkutan umum secara teratur lewat pembatasan usia armadanya akan memberikan dorongan pengguna kendaraan pribadi berpindah ke angkutan umum sehingga menurunkan jumlah kendaraan yang turun ke jalan yang pada akhirnya berimbas pada berkurangnya polusi di jakarta.

Langkah kesembilan, melakukan restrukturisasi Dinas Perhubungan menjadi Dinas Transportasi dan Infrastruktur Jakarta. Sebagai penunjang penting dalam revitalisasi pelayanan angkutan umum adalah juga perlu dilakukan peningkatan kapasitas institusi yang yang menangani angkutan umum itu sendiri. Untuk itu langkah ke delapan yang harus dilakukan untuk merevitalisasi angkutan umum adalah merestrukturisasi organisasi Dinas Perhubungan menjadi Dinas Transportasi dan Infrastruktur. Restrukturisasi Dinas Perhubungan ini perlu untuk meningkatkan kinerja pengelolaan transportasi dilakukan melalui penggabungan beberapa Satuan Kerja/Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta yang terkait pengelolaan transportasi. Pemberdayaan penggabungan fungsi ini dilakukan terhadap Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota, dan UPT Parkir ke dalam satu lembaga (Dinas) baru seperti yang dilakukan oleh Singapura melalui Land Transport Authority (LTA)nya dan Jepang dengan Ministry of Land, Infrastructure, and Transport-nya. Penggabungan ini dilakukan dalam rangka mewujudkan pengelolaan transportasi yang terpadu, efektif, dan efisien serta di dalam satu koordinasi.


Setidaknya Sembilan langkah inilah yang harus dilakukan agar ada pengaruh signifikan memecahkan masalah polusi Jakarta dengan pintu revitalisasi angkutan umumnya. Guna mendukung upaya revitalisasi layanan angkutan umum ini juga bisa dibantu dengan sebuah tim adhoc di bawah gubernur Jakarta untuk menyusun strategi dan skenario revitalisasi manajemen angkutan umum. Tim ini bisa terdiri dari pihak independen yang berkompeten di bidang transportasi. Diharapkan dengan tim ad-hoc ini proses revitalisasi akan mengalami percepatan; Tim ini juga berfungsi mengawal proses revitalisasi manajemen angkutan umum di Jakarta yang akan dijalankan oleh Dinas Perhubungan atau Dinas Transportasi dan Infrastruktur. Perbaikan dan revitalisasi ini mendesak dilakukan demi keyakinan bahwa polusi Jakarta tidak semakin parah sebagaimana disampaikan banyak ahli transportasi atas akutnya masalah polusi di Jakarta. Tentu Sembilan langkah ini juga membutuhkan kemauan bekerja bersama antara pengelola kota Jakarta dan pemerintah pusat. Tanpa ada dukungan nyata dari pemerintah pusat maka Jakarta yang indah, bebas polusi dan bagus layanan angkutan umumnya akan tinggal sebagai ilusi. Semoga pada tahun 2014 mendatang ada langkah dan upaya nyata bersama menyelesaikan polusi kota Jakarta tercinta ini.











BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Untuk mengatasi penyebaran virus Hepatitis A di Depok yang merupakan Kejadian Luar biasa disebabakan oleh gaya hidup yang tidak sehat, pencemaran lingkungan, dan terlalu padatnya penduduk. Tetapi penyebaran virus Hepatitis A dapat dicegah dengan memulai budaya hidup sehat dan lingkungan sehat. Dengan selalu menjaga lingkungan serta diri kita tetap sehat maka penyebaran virus Hepatitis A dapat dihindari. Penyebaran virus Hepatitis A ini juga dapat dikurangi dengan E-Health dan Toilet Pengomposan. Dengan adanya E-Health, makan pengobatan masyarakat yang terkena Hepatitis A akan cepat dan penyebaranpun dapat ditekan. Serta dengan adanya Toilet Pengomposan, bakteri yang menyebar melalui saluran air dapat dikurangi dengan Toilet Pengomposan. Dengan terjadinya fenomena benacana non-alam, yaitu penyebaran virus Hepatitis A maka kita segabai manusia harus menjaga dan memanfaatkan lingkungan kita agar tetap bersih dan sehat.








DAFTAR PUSTAKA
2011. Depok KLB Hepatitis A. regional.kompas.com (diakses pada 22Oktober 2013)
Mustofa, Syazili. 2013. Penyakit Hepatitis A. staff.unila.ac.id/syazilimustofa (diakses pada 22Oktober 2013)





Comments
0 Comments

No comments: