Wednesday 13 March 2013

Inilah aku



Inilah aku. Aku terlahir dari sepasang wiraswasta. Ibuku seorang pedagang. Ayahku juga seorang pedagang dan pemilik kebun singkong ya meskipun tanahnya bukanlah tanah milik ayahku. Aku tinggal di sebuah desa kecil. Desa Sukaraja Nuban namanya. Sebuah desa di Lampung Timur. Desaku amat jauh dari hingar-bingar kota. Meski begitu desa ini bukanlah desa terpencil apalagi desa tertinggal. Kemajuan yang ada di kota masih bisa dirasakan disini meskipun tidak semua.
Desaku masih sangatlah indah. Masih sangat asri dan bersih. Selayaknya desa-desa yang lain. Desaku banyak ditumbuhi pepohonan hijau yang menyejukkan mata. Di desaku juga ada sungai yang mengalir di bawahnya. Masih terdengar nyanyian burung di pagi hari, teriakan kodok di kala hujan dan suara serangga di malam hari.

Aku juga salut dengan orang-orang di desaku. Mereka masih menjaga budaya Lampung sampai detik ini. Mereka melestarikan bahasa Lampung dalam kesehariannya. Mereka juga melestarikan makanan Lampung, tari- tarian Lampung, lagu-lagu Lampung dan pokoknya semua tentang Lampung masih terpelihara dengan sangat baik disini. Bahkan prinsip pemikiran mereka masih Lampung banget.

Aku punya dua orang adik. Panggilannya sih Yoga dan Tiara. Seorang cowok dan seorang cewek. Yoga sekarang duduk di bangku SMP kelas sembilan sedangkan adikku yang paling kecil duduk di kelas tiga SD. Secara matematis sih seharusnya yang tinggal di rumahku  ada lima orang yaitu ayah, ibu, aku dan dua orang adikku. Tapi kenyataannya di rumahku lebih ramai dari perhitungan itu. Ada seorang anak. Riski namanya. Ia sebaya dengan adikku yang paling kecil. Ia masih terbilang saudara. Ia dititipkan ayahnya untuk tinggal di rumahku. Ayahnya ingin mencari pekerjaan yang lebih baik di luar sana.

Aku sendiri sekarang duduk di kelas dua belas sma. Aku sekolah  di SMAN 1 Metro. Jarak dari rumahku ke sekolah lumayan jauh ya sekitar empat belas kilometer. Tapi itu bukan halangan bagiku. Tak penting berapa jarak dari rumah ke sekolah. Yang penting bagiku adalh ilmunya. Ilmu yang kudapatkan dari sekolah. Lagipula, aku pulang pergi ke sekolah menggunakan motor. Motor pemberian ayahku yang selalu setia menemaniku ke manapun aku pergi.

Comments
0 Comments

No comments: