Otak manusia merupakan bagian tubuh
paling kompleks yang pernah dikenal di alam semesta. Otak manusia juga
merupakan organ yang vital dalam keberlangsungan hidup seorang individu. Tanpa
otak, individu tidak mungkin dapat hidup. Inilah satu-satunya organ yang
senantiasa berkembang sehingga ia dapat mempelajari dirinya sendiri. Jika
dirawat oleh tubuh yang sehat dan lingkungan yang menimbulkan rangsangan, otak
itu akan berfungsi secara aktif dan reaktif selama lebih dari seratus tahun.
Dalam
hipotesisnya, Bobby De Porter dan Mike Hernacki menyatakan bahwa otak manusia
terdiri dari tiga bagian dasar, yaitu batang atau otak reptil,
sistem
limbik atau otak mamalia dan neokorteks. Ketiga bagian itu memiliki tugas yang
berbeda-beda, masing-masing berkembang pada waktu yang berbeda dan mempunyai
struktur syaraf tertentu. Ketiga bagian otak tersebut juga memiliki tugasnya masing-masing.
Neokorteks adalah bagian
otak yang menyimpan kecerdasan yang lebih tinggi dibanding bagian otak yang
lain. Penalaran, berpikir secara intelektual, pembuatan keputusan, bahasa,
perilaku yang baik, kendali motorik sadar dan penciptaan gagasan (idea) berasal dari pengaturan
neokorteks. Menurut Howard Gardner, kecerdasan majemuk (multiple intelegence) berada pada bagian ini. Bahkan, pada bagian
ini pula terdapat intuisi yaitu kemampuan untuk menerima atau menyadari
informasi yang tidak diterima oleh pancaindera.
Tahukah anda bahwa neokorteks bisa saja tiba-tiba tak bekerja dan
digantikan oleh bagian otak yang lain? Pada kondisi tertentu, hal itu bisa saja
terjadi. Contohnya,
jika kita sedang ujian lalu mendengar pengawas ujian berkata, “Waktunya tinggal
sepuluh menit lagi”, secara otomatis kita akan merasa tegang dan otak kita
tiba-tiba akan kehilangan kendali, artinya semua ingatan kita tiba-tiba hilang.
Padahal pada awalnya kita telah memiliki gambaran dari jawaban soal-soal yang
ada dalam lembar ujian yang kita kerjakan. Inilah yang disebut amnesia sesaat.
Nah, mengapa
hal itu bisa terjadi? Hal itu terjadi karena pada saat-saat tertentu. Misal
saat kita merasa tertekan dan merasa tegang, bagian otak yang aktif bukanlah
neokorteks, melainkan otak reptil atau reptilian
brain. Padahal jika kita menghafal, semua informasi yang kita serap
tersimpan dengan baik di neokorteks. Oleh karena itu, semua hafalan yang ada di
neokorteks tidak dapat kita keluarkan karena yang aktif pada saat kita sedang
merasa tegang adalah otak reptil, bukan neokorteks.
Agar bagian
yang aktif dari otak kita pada saat ujian kembali menjadi neokorteks, kita harus
berusaha untuk meredam tekanan yang sedang kita alami tersebut. Caranya dengan
menenangkan diri sejenak. Misalnya dengan menarik napas panjang dan dalam
beberapa kali. Melakukan hal tersebut akan membantu saraf-saraf otak yang tadinya berada pada
kondisi tegang kembali berjalan lancar sehingga fungsi otak dapat kembali
normal. Setelah otak kembali normal, barulah
kita kembali mengerjakan ujian dengan ingatan yang telah membaik.
Agar kita
memiliki daya ingat yang tinggi terhadap informasi, kita harus mengoptimalkan
potensi otak kanan. Hal ini karena otak kanan memiliki fungsi untuk menghafal.
Biasanya, kita hanya menggunakan otak kiri dalam menghafal dengan cara
konvensional. Untuk memaksimalkan ingatan kita, gunakanlah lebih dari satu
pancaindera. Misalnya dengan pendengaran, kita mendengarkan materi hafalan
dengan merekam suara kita sendiri. Kita juga bisa memvisualisasikan materi
menjadi gambar. Selain itu, mainkanlah emosi pada saat menghafal.
Daftar
Pustaka
1. http://war19.wordpress.com/2008/08/01/kenapa-otak-sering-nge-hang/#more-23 Dikutip pada Kamis, 13 Maret 2014
Pukul 22:50
2. http://muhammadirfani.wordpress.com/2009/02/15/keajaiban-otak-manusia-dan-pengaruhnya-dalam-pembelajaran/ Dikutip pada Kamis, 13 Maret 2014
Pukul 23:10