Thursday 1 May 2014

KEKUATAN DAN KEUTAMAAN KARAKTER


 
            Karakter bukan kepribadian meskipun keduanya berkaitan erat. Allport memandang kepribadian manusia sebagai sesuatu yang dinamis. Artinya, kepribadian manusia terus bergerak dan berkembang tidak berhenti atau berhenti pada suatu titik. Disini terkandung pengertian bahwa baik faktor internal diri manusia maupun faktor lingkungannya mempengaruhi kepribadian manusia.
            Manusia memiliki otonomi dalam dirinya, tetapi ia juga menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tiga kepribadian menurut Allport menyangkut kepribadian. Pertama, kepribadian sebagai perpaduan dari sifat mayor dan minor yang berdiri sendiri. Kedua, sifat kepribadian merupakan mekanisme paduan antara faktor biologis, psikologis, dan sosial yang mengarahkan individu kepada kegiatan spesifik dalam keadaan spesifik. Ketiga, seorang ahli psikologi mengatakan bahwa dirinya memahami orang lain hanya jika keseluruhan hidup orang itu telah ditelitinya.
            Allport melihat manusia sebagai keseluruhan yang utuh. Oleh karena itu, dalam memahami kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah hidup, latar belakang budaya, ambisi, cita-cita, karakter, motif, dan sifatnya serta keterkaitan  dalam pembentukan kepribadiannya. Allport mendefinisikan karakter sebagai kepribadian yang dievaluasi. Artinya, karakter adalah segi-segi kepribadian yang ditampilkan keluar dari, dan disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu.
            Peterson dan Seligman mengemukaan tiga level konseptual dari karakter, yaitu keutamaan, kekuatan dan tema situasional. Keutamaan berada di level atas, kekuatan di level tengah, dan tema situasional karakter di bawah. Keutamaan merupakan karakteristik utama dari karakter. Berbagai perilaku dinilai berdasarkan keutamaan yang secara umum terdiri dari: kebijaksanaan, kesatriaan, kemanusiaan, keadilan, pengelolaan diri, dan transendensi. Enam keutamaan ini harus ada di atas batas nilai standar pada individu.
            Kekuatan karakter adalah proses yang mendefinisikan keutamaan. Artinya, keutamaan dapat dicapai melalui pencapaian kekuatan karakter. Tema situasional dari karakter adalah kebiasaan khusus yang mengarahkan orang untuk mewujudkan kekuatan karakter. Tema situasional dapat muncul dalam lingkungan yang meluasakan individu tampil apa adanya, jujur dan tulus, dan dari sini dapat dipahami bahwa lingkungan berperan dalam munculnya kekuatan karakter.
            Peterson dan Seligman mengemukakan kriteria yang kuat sehingga kita dapat mengenalinya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah kriteria dari karakter yang kuat. Karakter yang ciri-cirinya memberikan sumbangan terhadap pembentukan kehidupan yang baik. Ciri-ciri yang dikandungnya secara moral bernilai sebagai sesuatu yang baik, bahkan meski tiada keuntungan yang dihasilkan. Penampilan ciri-ciri itu tidak mengganggu orang di sekitarnya. Kekuatan karakter tampil dalam pikiran, perasaan, dan tindakan. Karakter yang kuat dapat dibedakan dari ciri yang berlawanan. Kekuatan karakter diwadahi oleh kerangka pikir ideal. Kekuatan karakter dapat dibedakan dari sifat positif lain.
            Pembentukan karakter erat sekali hubungannya dengan pencapaian kebahagiaan. Pada akhirnya, orang dengan karakter yang kuat adalah orang yang berbahagia, mandiri, dan memberi sumbangan positif kepada masyarakat. Seligman menyebutkan tiga kebahagiaan, yaitu memiliki makna dari semua tindakan, mengetahui kekuatan tertinggi, dan menggunakannya untuk melayani sesuatu yang dipercayai sebagai hal yang lebih besar dari diri sendiri.
            Perpaduan dari tiga kebahagiaan dan keutamaan karakter merupakan bahan dari pendidikan karakter. Jika dipahami bahwa inti pendidikan adalah pembentukan karakter, maka seharusnya dicamkan bahwa setiap pendidikan adalah pembentukan karakter. Tetapi belakangan pendidikan seperti dipisahkan dari pembentukan karakter sehingga diperlukan usaha untuk menyelenggarakan pendidikan karakter sebelum pembentukan karakter menjadi inti dari pendidikan.
Comments
0 Comments

No comments: