Saturday 3 May 2014

MENYENANGKAN ORANG LAIN


 
 Membuat orang lain merasa senang tentu akan membuat diri kita sendiri merasa memiliki arti bagi orang lain serta menimbulkan kebahagiaan yang tak dapat diukur dengan materi sebanyak apapun. Secara teori, kebahagiaan memang bisa ditimbulkan dengan membuat orang lain merasa bahagia. Meskipun kita ingin menyenangkan banyak orang, tetapi kita tetap tidak boleh mengorbankan kebahagiaan seseorang demi kebahagiaan orang banyak tersebut.
Kebahagiaan dari membuat orang lain senang tak dapat diukur dengan materi. Meskipun orang-orang kaya seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Shah Rukh Khan, Jet lee dan lain-lainnya yang hidup bergelimang harta bertambah mobil dan rumahnya, mungkin tidak menambah kebahagiaannya, tetapi dengan berbagi untuk keperluan pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya, pastilah akan membuat orang lain senang dan membuat hidup mereka lebih bermakna.
Tujuan hidup manusia apapun latar belakang suku bangsa, budaya maupun agamanya selalu sama mencapai kebahagiaan. Selalu ada jawaban yang berbeda-beda setiap kali terlontar pertanyaan ke seseorang tentang bagaimana ia memaknai kebahagiaan. Ada seseorang yang bahagia apabila apa yang diinginkan diperoleh. Yang lain merasa bahagia kalau hasil belajarnya mendapatkan nilai bagus dalam ujian. Sementara banyak pula yang mengatakan bahagia saat memiliki banyak uang dan bisa memenuhi semua keinginannya.
Dari semua jawaban yang tampak berbeda-beda dalam memaknai kebahagiaan, sebenarnya bisa dikelompokkan dalam tiga teori kebahagiaan, yakni hedonisme, pengembangan diri dan utilitarisme. Dua teori yang pertama mengacu pada kepentingan diri sendiri sedangkan yang ketiga mengacu pada kepentingan orang lain.

Utilitarisme adalah teori yang mengatakan bahwa kebahagiaan dicapai dengan mengacu pada tindakan yang menghasilkan manfaat sebanyak mungkin bagi orang lain. Teori ini tentu lebih baik dan positif dibandingkan dengan dua teori sebelumnya dimana orientasinya bukan pada kepentingan diri sendiri melainkan pada orang lain. Semua agama dan ajaran moral biasanya mengajarkan sikap tidak egois yang dianut oleh teori utilitarisme ini. Teori ini sangat populer di dalam penataan kehidupan sosial kemasyarakatan. Hampir setiap keputusan yang diambil oleh para penyelengara tatanan masyarakat dan negara selalu berpedoman agar bermanfaat sebanyak mungkin untuk masyarakat.
Namun kita perlu selalu kritisi penerapan utilitarisme ini. Pada kehidupan bermasyarakat seringkali dengan alasan demi kepentingan banyak orang kepentingan individu diabaikan. Sering kali terjadi individu diperlakukan secara tidak adil dengan alasan demi kepentingan banyak orang. Dalam lingkup masyarakat yang lebih kecil, keluarga, juga sering terjadi demi kepentingan seluruh keluarga lalu kepentingan individu dikorbankan. Namun bagaimanapun juga teori utilitarisme ini tetap lebih baik apalagi bila prinsip keadilan tidak dilanggar. Kepentingan-kepentingan individu juga dipertimbangkan.
Menyenangkan orang lain membuat diri kita merasa mampu dan berarti bagi orang lain. Kebahagiaan yang ditimbulkan tak dapat diukur dengan materi. Kebahagian bagi setiap orang berbeda-beda. Meskipun begitu, secara teori, kebahagiaan dapat ditimbulkan dengan membuat orang lain merasa bahagia. Semakin banyak orang lain yang kita buat bahagia, semakin bahagialah kita. Kita juga tetap tidak boleh mengorbankan kebahagiaan seseorang demi kebahagiaan orang banyak.

Daftar Pustaka
1.      Rahasia Mencapai Hidup Bahagia (Karya Biari Djacianni)
2.      http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/02/07/memaknai-kebahagiaan-630124.html# Dikutip pada Sabtu, 15 Februari 2014 Pukul 7:58
Comments
0 Comments

No comments: