Membuat orang
lain merasa senang tentu akan membuat diri kita sendiri merasa memiliki arti
bagi orang lain serta menimbulkan kebahagiaan yang tak dapat diukur dengan
materi sebanyak apapun. Secara teori, kebahagiaan memang bisa ditimbulkan
dengan membuat orang lain merasa bahagia. Meskipun kita ingin menyenangkan
banyak orang, tetapi kita tetap tidak boleh mengorbankan kebahagiaan seseorang
demi kebahagiaan orang banyak tersebut.
Kebahagiaan dari membuat orang lain senang
tak dapat diukur dengan materi. Meskipun orang-orang kaya seperti Cristiano
Ronaldo, Lionel Messi, Shah Rukh Khan, Jet lee dan lain-lainnya yang hidup
bergelimang harta bertambah mobil dan rumahnya, mungkin tidak menambah
kebahagiaannya, tetapi dengan berbagi untuk keperluan pendidikan, kesehatan dan
lain sebagainya, pastilah akan membuat orang lain senang dan membuat hidup
mereka lebih bermakna.
Tujuan hidup manusia apapun latar belakang
suku bangsa, budaya maupun agamanya selalu sama mencapai kebahagiaan. Selalu
ada jawaban yang berbeda-beda setiap kali terlontar pertanyaan ke seseorang
tentang bagaimana ia memaknai kebahagiaan. Ada seseorang yang bahagia apabila
apa yang diinginkan diperoleh. Yang lain merasa bahagia kalau hasil belajarnya
mendapatkan nilai bagus dalam ujian. Sementara banyak pula yang mengatakan
bahagia saat memiliki banyak uang dan bisa memenuhi semua keinginannya.
Dari semua jawaban yang tampak berbeda-beda
dalam memaknai kebahagiaan, sebenarnya bisa dikelompokkan dalam tiga teori
kebahagiaan, yakni hedonisme, pengembangan diri dan utilitarisme. Dua teori
yang pertama mengacu pada kepentingan diri sendiri sedangkan yang ketiga
mengacu pada kepentingan orang lain.
Utilitarisme adalah teori yang mengatakan
bahwa kebahagiaan dicapai dengan mengacu pada tindakan yang menghasilkan
manfaat sebanyak mungkin bagi orang lain. Teori ini tentu lebih baik dan
positif dibandingkan dengan dua teori sebelumnya dimana orientasinya bukan pada
kepentingan diri sendiri melainkan pada orang lain. Semua agama dan ajaran
moral biasanya mengajarkan sikap tidak egois yang dianut oleh teori
utilitarisme ini. Teori ini sangat populer di dalam penataan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Hampir setiap keputusan yang diambil oleh para penyelengara
tatanan masyarakat dan negara selalu berpedoman agar bermanfaat sebanyak
mungkin untuk masyarakat.
Namun kita perlu
selalu kritisi penerapan utilitarisme ini. Pada kehidupan bermasyarakat
seringkali dengan alasan demi kepentingan banyak orang kepentingan individu
diabaikan. Sering kali terjadi individu diperlakukan secara tidak adil dengan
alasan demi kepentingan banyak orang. Dalam lingkup masyarakat yang lebih
kecil, keluarga, juga sering terjadi demi kepentingan seluruh keluarga lalu
kepentingan individu dikorbankan. Namun bagaimanapun juga teori utilitarisme
ini tetap lebih baik apalagi bila prinsip keadilan tidak dilanggar.
Kepentingan-kepentingan individu juga dipertimbangkan.
Menyenangkan orang
lain membuat diri kita merasa mampu dan berarti bagi orang lain. Kebahagiaan
yang ditimbulkan tak dapat diukur dengan materi. Kebahagian bagi setiap orang
berbeda-beda. Meskipun begitu, secara teori, kebahagiaan dapat ditimbulkan
dengan membuat orang lain merasa bahagia. Semakin banyak orang lain yang kita
buat bahagia, semakin bahagialah kita. Kita juga tetap tidak boleh mengorbankan
kebahagiaan seseorang demi kebahagiaan orang banyak.
Daftar Pustaka
1.
Rahasia
Mencapai Hidup Bahagia (Karya Biari Djacianni)
2.
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/02/07/memaknai-kebahagiaan-630124.html# Dikutip pada Sabtu, 15 Februari 2014 Pukul
7:58