Pagi pertama di bulan
maret, ada berita hangat yang diperbincangkan suporter timnas garuda di seluruh
nusantara. In bukanlah berita timnas garuda meraih gelar juara ataupun timnas
meraih kemenengan dengan skor telak. Tapi ini soal kekalahan timnas Indonesia
dari timnas Bahrain tadi malam. Bagaimana tidak hangat. Timnas kalah dengan
skor yang sangat telak. Bahakan sangat sangat telak. Timnas kalah 0-10 dari
Bahrain dari pertandingan terakhir kualifikasi piala Dunia 2014 di stadion
utama Bahrain. Kekelahan ini merupakan kekelahan terbesar timnas sepanjang
sejarah.
Hasil yang sangat memlukan ini juga mendapat berbagai
komentar dari pengamat sepak bola nasional. Mereka banyak yang menuding PSSI
harus bertanggung jawab atas semus ini. Sementar itu,ketua umum PSSI,Djohar
Arifin memiliki oandangan tersendiri terhadap hasil ini. Menurut Djohar, timans
kalah telak diakibatkan kepemimpinan wasit yang berat sebelah dalam
pertandingan tersebut. Namun apapun itu, PSSI memang seharusnya bertanggung jawab
ats semua hasil yang diterima timnas baik kalah ataupun menang.
Terlepas dari semua itu,harus diakui bahwa timnas wajar kalh
dari Bahrain karena PSSI menurnkan pemain pemain u23 dengan alasan menambah jam
terbang. Tapi skornya gx segitu juga kale ???
Banyak kalangan menilai bahwa kekelahan memalukan itu
sebagai klimaks dari semua carut marut dalam kepengurusan PSSI. Pemsin pemain
u23 yang dibawa ke Bahrain adlah pemain pemain u23 versi Indonesia Premier
League,liga legal yang kualitasnya masih jauh di bawah Indonesia Super
League.jadi, wajar saja kalau pemain-pemainnya memiliki kualitas yang jauh dari
harapan. Apalagi mereka minim jam terbang.
Ya sudahlah. Apa boleh buat. Dunia sudah terlanjur tahu.
Sejarah terlanjur mencatat hasil terburuk ini. Ini harus menjadi pelajaran
berharga buat PSSI dan timnas. PSSI harus mampu mengatasi masalah-masalah
internalnya dan fokus kepada prestasi agar negeri ini mampu menghasilkan
pemain-pemain sepak bola yang bisa mewujudkan impian pecinta sepak bola
nusantara untuk menjadi juara.
Jangan sampai harapan kita semua hanya menjadi Harapan
yang menggantung. Andai
aku lahir sebagai ketua umum PSSI,ku ingin membentuk timnas yang mampu
bicara banyak di Peringkat Asia . Sampai
saat ini pssi
tak miliki prestasi di level Asia.
Hanya memasang target
prestasi pssi tanpa ada upaya serius untuk mencapainya.
Kita juga berharap pemain muda Indonesia yang bermain untuk CS
Vise,Klub Indonesia di Liga Belgia mampu merubah kondisi buruk yang dialami
timnas saat ini. PSSI juga harus lebih serius melaksanakan pembinaan. Tentunya
tak hanya pembinaan di pusat tapi hingga dareah-daerah seperti PSBL
Klub Sepak bola dari Lampungi.
Kekalahan demi kekalahan yang dialami timnas membuat
ranking Indonesia pada Ranking FIFA semakin terpuruk.
Berdasarkan Cara Penghitungan Poin FIFA,
kekalahan tidak akan membuat poin
Indonesia bertambah tapi justru berkurang seiring berjalannya waktu.